Jakarta - Iklan obat pelangsing instan secara otomatis akan dihapus oleh Instagram, terutama pada pengguna di bawah 18 tahun. Karena dengan adanya iklan-iklan tersebut, tidak jarang orang kepincut untuk mengonsumsinya.
Kepada detikcom, ahli gizi dan olahraga, Jansen Ongko Msc, RD mengatakan bahwa tren obat pelangsing instan itu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Karena memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Terutama akan berdampak buruk bagi beberapa organ vital, seperti jantung, ginjal, dan hati.
"Organ-organ tertentu seperti ginjal, jantung maupun hati akan menolak adanya obat tersebut dan mengalami kerusakan karena bekerja terlalu keras," ujarnya.
Apa saja dampak buruk dari pemakaian obat pelangsing instan? Berikut penjelasan Jansen.
1. Ketergantungan
Hal pertama yang perlu dikhawatirkan ketika mengonsumsi obat pelangsing instan adalah ketergantungan. Tubuh akan merasa tidak bisa lepas dari obat itu. Hal ini terlihat saat memutuskan untuk berhenti, namun muncul reaksi tidak wajar pada tubuh.
Misalnya, saat memutuskan untuk berhenti mengonsumsi obat pelangsing, berat badan justru naik. Atau timbul gejala kepala pusing atau tidak enak badan.
"Hal ini dikarenakan proses pembakaran hanya menggantungkan dari konsumsi obat pelangsing. Padahal seharusnya, pembakaran lemak wajib mengandalkan proses metabolisme tubuh. Cara kerja obat pelangsing ini sama halnya saat mengonsumsi alkohol, rokok ataupun narkoba. Kandungan penthremine yang ada di dalam obat pelangsing yang akan menyebabkan kecanduan," jelas Jansen.
2. Gangguan pencernaan
Salah satu efek dari obat pelangsing instan terjadi pada sistem pencernaan. Pada dasarnya cara kerja obat pelangsing adalah meluruhkan lemak di dalam tubuh. Namun obat pelangsing instan ini sifatnya memaksa lemak untuk keluar dari dalam tubuh secara tidak alami. Oleh karena itu, terjadilah gangguan pencernaan.
3. Sering BAB
Orlistat adalah salah satu kandungan dari obat pelangsing. Kandungan ini yang menyebabkan penggunanya terlalu sering buang air besar (BAB). Orlistat akan merangsang kontraksi usus besar sehingga BAB menjadi lebih lancar. Jika dikonsumsi secara terus menerus, maka akan menyebabkan diare yang berkelanjutan dan menjadikan tubuh dehidrasi dan lemas hingga sulit beraktivitas.