Guna menghadapi era pasar bebas, para pemuda khususnya di Kabupaten Buleleng, Bali harus terus meningkatkan kompetensi.
“Agar bisa bersaing di dunia luar seperti saat mencari kerja. Karena pekerja saat ini tidak hanya pekerja lokal namun juga dari luar negeri,” ujar Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat ditemui usai membuka Orientasi Mahasiswa Baru LPK Monarch Bali Singaraja di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, Kawasan Pelabuhan Tua Buleleng, Senin (10/7).
Lihadnyana menjelaskan semua pihak khususnya pemuda di Buleleng harus mempersiapkan diri. Utamanya dalam era globalisasi dan pasar bebas ini. Di era ini, banyak orang bisa mencari kerja ke luar negeri dan orang luar juga bisa mencari pekerjaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, persiapan dengan matang sangat diperlukan. Tidak hanya kompetensi ataupun kemampuan dalam bekerja. Disiplin dan budaya atau etos kerja yang baik juga sangat diperlukan.
”Setelah itu, jangan pernah berhenti untuk belajar. Karena dengan belajar itulah kita bisa menguasai dunia. Kita bisa bersaing, bisa unggul. Kalau kita bodoh tidak ada yang melirik. Justru akan menjadi beban,” jelas dia.
Penjabat Bupati yang juga kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini juga menyebutkan lembaga-lembaga pendidikan kompetensi ataupun lembaga pelatihan kerja (LPK) saat ini sudah dilirik oleh masyarakat. Sudah menjadi lembaga yang sangat strategis. LPK menjadi pilihan karena menjamin masa depan mereka. akan tetapi, bukan berarti lembaga pendidikan formal tidak menjamin masa depan. Tetapi, lembaga keterampilan seperti LPK ini lebih cepat menyalurkan ke dunia kerja dan pasar memang membutuhkannya.
“Saya harap LPK terus meningkatkan kualitas. Selain itu, LPK harus bertanggung jawab kepada lulusannya agar langsung diserap dunia kerja. Seperti misalnya langsung disalurkan ke agen,” sebut Lihadnyana.
Mengenai tanggung jawab LPK kepada lulusan yang telah selesai menjalani pendidikan, Direktur LPK Monarch Bali Singaraja I Made Ngurah Wedana mengatakan sejak awal LPK yang dipimpinnya sudah menyiapkan penyaluran para lulusan melalui beberapa agen. Penempatan juga sudah disiapkan. Kerjasama sudah dijalin antara agen yang legar dari Bali maupun luar Bali. Ini dilakukan karena LPK tidak boleh merekrut dan meyalurkan tenaga kerja sesuai dengan regulasi.
“LPK punya tiga program. Mendidik, melatih dan mensertifikasi. Kemudian, penempatan bekerjasama dengan agen. Untuk LPK kami, 80 persen lulusan sudah diasalurkan,” kata dia. (dra)