Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa menandatangani komitmen bersama inisiasi implementasi Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia, Kamis (10/8). Penandatanganan komitmen bersama itu juga dilakukan oleh beberapa pimpinan perangkat daerah di Buleleng. Bertempat di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Buleleng, penandatangan dirangkaikan dengan rapat koordinasi pengimplementasian RAN PIJAR. Dimana Kabupaten Buleleng menjadi proyek percontohan.
RAN PIJAR merupakan program yang mengacu pada Permenko PMK nomor 1 tahun 2022. Yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kalangan anak usia sekolah dan remaja. Untuk menciptakan sumberdaya manusia yang unggul berkualitas menuju Indonesia maju.
Sekda Buleleng Gede Suyasa usai membuka rapat koordinasi secara hybrid mengatakan Buleleng merupakan kota pendidikan. Jika dilihat dari sejarah, pusat-pusat pendidikan serta lembaga pendidikan ada di Buleleng. Disamping perguruan tinggi, fasilitas pendidikan dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga SMA/SMK di Buleleng merupakan terbanyak di Bali. Sehingga jumlah siswa dan jumlah anak-anak yang harus diberikan perhatian terhadap aksesibilitas pendidikan juga tidak sedikit. “Dengan database itu sangat tepat Buleleng dipilih untuk proyek percontohan,”ungkapnya.
Sekda Suyasa menjelaskan Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berupaya meningkatkan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja. Baik dari akses pendidikan dan kesehatannya. Dari akses pendidikan, pemerintah daerah berupaya untuk merangkul seluruh anak usia sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak melalui program satu desa satu paug dan posko dropout. “Sehingga dari pra sekolah sudah punya akses terutama di desa-desa. Kedua, anak usia sekolah dasar sudah punya akses untuk sekolah. Smp juga demikian. Kalau ada anak yang belum dapat sekolah Dinas Pendidikan mempunyai posko drop out untuk bisa menarik mereka lagi untuk sekolah,”jelasnya.
Sementara dari sisi kesehatan, pemkab Buleleng menurut Suyasa sangat konsen untuk menurunkan angka gangguan pertumbuhan (stunting) yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi. “Ini merupakan upaya massif saat ini untuk bisa menurunkan angka stunting di Buleleng. Dari 11 persen mudah-mudahan tahun depan bisa dibawah 10 persen kembali seperti data 2021 yaitu 8,9 persen,”katanya.
Terakhir, Gede Suyasa berharap adanya implementasi RAN PIJAR di Buleleng bisa menjawab semua isu strategis pembangunan bangsa, khususnya generasi muda. Sehingga generasi muda dapat menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu berkontribusi dalam pemajuan daerah. “Mereka bisa menjadi SDM yang berkualitas, menjadi generasi yang siap bersaing, menghadapi tantangan kedepan, berkontribusi dalam pembangunan daerah,”terangnya.
Sebagai langkah awal Kemenko PMK melakukan rapat koordinasi sekaligus pemetaan kondisi anak usia sekolah dan remaja di Kabupaten Buleleng. Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa dalam kesempatan tersebut menerangkan, jika anak usia sekolah dan remaja merupakan anak berusia 6-18 tahun. “Selain membangun komitmen bersama kita juga melakukan pemetaan kondisi, kami harap bisa mendapatkan banyak informasi dari diskusi ini. Selanjutnya adalah bagimana pelaksanaan rencana aksi nasional diimplementasikan pada program kerja masing-masing perangkat daerah terkaitKIta akan lakukan pemantauan dan evaluasi setiap tahun,”ujarnya.
Dijelaskan Jelsi Natalia ada lima strategi dalam RAN PIJAR. Pertama penguatan komitmen dan koordinasi serta kerjasama lintas sektor untuk seluruh pemegang kepentingan. Kedua perluasan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Ketiga lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak usia sekolah dan remaja. Keempat perbaikan kualitas dan akses untuk menunjang pengingkatan pendidikan, keterampilan hidup, dan peran serta anak usia sekolah dan remaja. Kelima penguatan dan pengembangan sistem informasi, data, riset, dan inovasi dalam pengembangan program. “Jadi tak hanya perangkat daerah, kita juga mengharapkan adanya dukungan dari mitra-mitra terkait yang potensial untuk mendukung percontohan RAN PIJAR di kabupaten Buleleng. Kami harap Pemkab Buleleng bisa membentuk tim supaya lebih mengkonsolidasi antar perangkat daerah,”tutupnya. (ags)