Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Gede Suyasa selaku Ketua Dewan Pengawas (Dewas) RSUD Buleleng meresmikan Layanan Jantung dan Otak Paripurna di RSUD Buleleng, Selasa (7/5/2024). Layanan Jantung dan Otak Paripurna ini merupakan yang pertama pada RS Daerah Kabupaten/Kota di Bali.
Ditemui usai peresmian, Lihadnyana menjelaskan RSUD Buleleng di bawah kepemimpinan dr. Putu Arya Nugraha sudah mampu mewujudkan adanya Layanan Jantung dan Otak Paripurna ini. Belum ada RS Daerah milik pemerintah Kabupaten/Kota di Bali yang memiliki layanan tersebut. Hal ini berarti, Layanan Jantung dan Otak Paripurna di RSUD Buleleng menjadi yang pertama di Bali.
“Ini merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan Direktur RSUD Buleleng serta seluruh jajaran untuk meningkatkan dan mewujudkan pelayanan yang paripurna. Itu sudah kita wujudkan hari ini,” jelasnya.
Pj Bupati yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini juga berharap kepada BPJS Kesehatan agar segera bisa menanggung pasien dalam menggunakan layanan terbaru yang diluncurkan. Tanggungan tersebut sangat diperlukan mengingat penyakit tidak memandang kaya ataupun miskin.
“Oleh karena itu, saya sudah sampaikan ke BPJS Kesehatan agar layanan jantung dan otak bisa segera masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan sehingga kita bisa melayani pasien pada golongan apapun,” ujar Lihadnyana.
Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini pada Layanan Jantung dan Otak ini adalah satu orang dokter intervensi jantung yang terlatih dan satu orang dokter intervensi otak yang juga sudah terlatih. Jumlah ini akan terus dikembangkan karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mensyaratkan dari pelayanan jantung terpadu madya hingga utama. RSUD Buleleng saat ini sudah memasuki pelayanan jantung terpadu madya sehingga syaratnya sudah terpenuhi.
“Yang sekarang sudah terpenuhi syaratnya. Nanti kalau sudah menuju utama kita harus mengerjakan bedah jantung. Itu memerlukan SDM yang lebih sebagai syarat dari Kemenkes,” kata dia.
Untuk kerjasama dengan BPJS, pihaknya mengungkapkan perlu dibahas dan diputuskan segera. Kemenkes RI juga meminta agar pelayanan jantung dan khususnya otak atau stroke harus baik. Caranya dengan harus ada kerjasama dengan asuransi pemerintah dengan RSUD sebagai petugas pemberi pelayanan. RSUD maupun pihak terkait lainnya tidak ingin penderita stroke itu sampai meninggal atau cacat.
“Kita inginnya kan pasien stroke itu pulih. Saat ini RSUD Buleleng sudah mengajukan ke BPJS Kesehatan. Jika kita mempunya layanan baru, kita harus daftarkan lalu dianalisis sesuai dengan regulasi yang ada. Setelah itu, baru keluar berapa tanggungan di masing-masing tindakan,” ungkap dia.
Di tempat yang sama, Direktur Medik RSUP Prof. I.G.N.G. Ngoerah dr. Affan Priyambodo Permana selaku pengampu nasional Kemenkes RI regional RSUP Prof. I.G.N.G Ngoerah dalam Program Pelayanan Jantung, Otak, Kanker, Uronefro & KIA menyebutkan RSUD Buleleng yang diampu oleh RSUD Prof. I.G.N.G Ngoerah yang menjadi bagian dari Pengampuan Stroke Nasional menjadi percontohan dan pertama pada RS Kabupaten/Kota di Bali yang meluncurkan cathlab dan pelayanan stroke atau otak yang paripurna. Artinya, siapapun pasien stroke di seluruh Bali Utara atau daerah yang terdekat dengan RSUD Buleleng akan bisa ditangani dengan maksimal. Bukan lagi ditangani secara optimal.
“Sehingga bisa lebih dekat dan tidak perlu ke Denpasar. Tidak ada kecacatan bagi pasien karena cepat tertangani, tidak menjadi beban dan juga bisa melakukan aktivitas hariannya dengan sendiri tanpa bantuan orang. Ini tentu upaya paling ujung. Yang penting adalah promotif dan preventif,” sebutnya. (dra)