8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Penjabat Bupati Buleleng Pantau Harga di Pasar Banyuasri

Admin prokomsetda | 29 Agustus 2022 | 292 kali

Hari pertama bekerja setelah pelantikan, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana melakukan pemantauan harga di Pasar Banyuasri, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Senin (29/8/2022).

Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui harga kebutuhan pokok yang beredar. Dengan begitu, Lihadnyana bisa mencari formulasi untuk meredam tingkat inflasi.

Ditemui usai melakukan pemantauan harga, Lihadnyana menjelaskan alasan kenapa ia mengunjungi pasar khususnya Pasar Banyuasri. Diketahui tingkat inflasi di Provinsi Bali saat ini sudah melebihi nasional. Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar menjadi dua daerah yang diperhitungkan tingkat inflasinya. “Maka, saya ke pasar dulu di hari pertama kerja. Setelah itu saya akan pikirkan, olah dan koordinasikan bagaimana upaya mengendalikan tingkat inflasi yang ada,” jelasnya.

Salah satu yang mempengaruhi tingkat inflasi adalah produksi. Seperti produksi cabai dan bawang yang rutin harganya naik di bulan-bulan ini. Produksi komoditas tersebut turun karena musim hujan. Jika musim hujan dating, petani takut tanam cabai. Sedangkan, kebutuhan dua komoditas tersebut meningkat karena adanya kebutuhan seperti untuk upacara keagamaan. “Otomatis barang terbatas,  permintaan meningkat . Artinya harga juga meningkat,” ujar Lihadnyana.

Berdasarkan pemantauan, Lihadnyana mengatakan harga beberapa komoditas naik. Komoditas tersebut antara lain cabai dan telur. Meskipun beberapa waktu yang lalu harga dua komoditas tersebut sempat turun. Komoditas ini turut memicu tingkat inflasi jika harganya naik. Termasuk harga beras. “Karena kalau inflasi meningkat, daya beli menurun. Misal saya beli Rp10 ribu  dapat 10 kilogram. Tapi sekarang dengan Rp10 ribu hanya dapat 6 kilogram. Ini justru mendorong kemiskinan juga. Saya lama menangani inflasi. Harus dikendalikan,” kata Pj. Bupati yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini.

Dirinya menambahkan pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Melainkan memerlukan kerja bersama dari seluruh pihak. Manajemen rantai pasok dari komoditas juga harus benar. Di hulu harus dilakukan penanganan juga. “Bagaimana manajemen produksinya? Saya akan panggil Kadis Pertanian terkait ini. Kalau bawang kan bulan lalu panen. Makanya agak turun sedikit. Kalau sudah habis nanti akan naik lagi. Seperti itu,” imbuh Lihadnyana. (dra)