8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

MUSEUM REMPAH "SANG NATHA" RESMI DIBUKA

Admin prokomsetda | 28 Mei 2021 | 959 kali

Dibangun Untuk Memberikan Edukasi Kepada Generasi Milenial

 

Kabupaten Buleleng merupakan salah satu daerah di Bali yang memiliki berbagai macam tanaman rempah. Salah satu tanaman rempah yang serinh kita jumpai yakni cengkeh dan kopi. Selain itu banyak juga tanaman rempah yang sangat bermanfaat tumbuh di Kabupaten Buleleng.

Melihat dari sejarah, Indonesia merupakan pusat dari jalur rempah dunia. Untuk menjaga kelestarian dari rempah di Buleleng, Made Suyasa Wijaya mendirikan Museum rempah sebagai wadah pemajangan aneka tanaman rempah, sebagai pusat informasi sekaligus studi khasanah tanaman rempah. Museum bernama Sang Natha ini terletak di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan.

Dengan luas lahan 1,2 ha, museum ini memiliki kurang lebih 130 jenis tanaman rempah. Bukan hanya tanaman asli Buleleng dan Bali, berbagai jenis tanaman rempah dari Indonesia timur hingga India, ada di museum ini.

Museum ini telah resmi dibuka oleh Bupati Buleleng yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng Ir. I Nyoman Genep, MT, Jumat (28/5). Dalam acara peresmian tersebut, hadir pula Ibu Bupati Buleleng Ir. I Gusti Ayu Mas Aries Sujati, Camat Kubutambahan , Drs. Made Suyasa, M.Si dan Kepala Dinas PUTR Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra, ST.,M.M.

Dalam sambutan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng Ir. I Nyoman Genep, MT mengatakan sangat mengapresiasi pembangunan Museum Rempah "Sang Natha" ini. Menurutnya, keberadaan museum rempah ini, akan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya anak-anak generasi milenial serta  menjadi alternatif wisata edukasi yang menjanjikan. Hal ini mengingat, banyak diantara anak-anak saat ini tidak mengetahui jenis-jenis rempah yang ada.

Sementara itu, Made Suyasa Wijaya pemilik Museum Rempah "Sang Natha” ini menjelaskan, pembangunan Museum Rempah ini telah direncanakan sejak 6 tahun lalu. Mulai dari pembangunan rumah singgah hingga melengkapi tanaman rempah sesuai dengan standar minimal untuk pembangunan museum.

"Saya mengawali dengan belajar tentang rempah-rempah, lalu berdiskusi dengan teman-teman yang mengerti tentang rempah, akhirnya saya putuskan untuk mendirikan museum ini," Jelasnya.

Suyasa mengatakan, dibangunnya museum ini juga sebagai bentuk keprihatinannya terhadap generasi muda yang tidak mengenal rempah.

"Nanti generasi milenial bisa melakukan pembelajaran terkait rempah-rempah yang kita miliki, mulai dari jenis, fungsi, dan manfaatnya," Pungkasnya.  (JOZ)