Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menambah luasan lahan untuk ditanami cabai sebagai upaya mengendalikan inflasi.
Sejumlah lahan potensial di Kabupaten Buleleng tengah disulap menjadi perkebunan cabai. Hal ini dilakukan untuk menekan inflasi serendah mungkin. Pemerintah kabupaten (Pemkab) Buleleng menambah luasan lahan untuk ditanami salah satu komoditas penyumbang inflasi ini. Saat menjadi narasumber pada dialog interaktif Radio Nuansa Giri, Rabu (29/3) Pj Bupati Ketut Lihadnyana mengungkapkan sejumlah lahan milik pemerintah dipersiapkan untuk ditanami cabai. “Di Gerokgak sekitar 2 hektar, sudah ditanami cabai sekitar 25 are. Kemudian kita dapat hibah dari Pemerintah Provinsi sekitar 1.2 hektar di Tangguwisia, baru ditanami cabai 40 are,”ungkapnya.
Lebih lanjut Lihadnyana menjelaskan selain menyiapkan lahan, pemerintah juga berusaha untuk mengendalikan inflasi melalui supply chain management (manajemen rantai pasok). “Karena jujur saja sektor pertanian itu terlalu banyak pihak yang terlibat. Supply chain yang terlalu panjang sehingga setiap rantai ada margin. Dari petani diambil murah namun harga dipasar mahal. Itu yang kita potong dengan supply chain management,”katanya.
Secara umum pengendalian inflasi di Kabupaten Buleleng cukup bagus. Sehingga Buleleng mendapatkan DID Kinerja sebesar Rp11.4 milyar dari Kementerian Keuangan RI pada Desember lalu. Inflasi menjadi konsen dan kebijakan nasional karena jika dibiarkan maka inflasi yang tinggi akan menyebabkan kemiskinan meningkat karena daya beli menurun. Pj Bupati Lihadnyana berharap Buleleng bisa mewujudkan tri sakti sukarno yaitu berdikari dalam bidang ekonomi.(ags)