Hingga saat ini, stok komoditas pangan di Kabupaten Buleleng, Bali terjaga baik. Untuk itu, masyarakat diminta tidak panik menghadapi situasi yang ada.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat ditemui usai meninjau pelaksanaan Pasar Pangan Murah oleh Badan Pangan Nasional dan Bank Indonesia bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali serta Pemkab Buleleng, di areal Hari Bebas Kendaraan Taman Kota Singaraja dan Eks Pelabuhan Buleleng, Minggu (2/10/2022).
Lihadnyana menjelaskan stok komoditas pangan penyumbang inflasi saat ini sudah tersedia banyak. Dengan adanya panen, stok pun jumlahnya terjaga. Dirinya mencontohkan, bahwa beras saat ini sudah mulai panen. Sehingga stok beras aman setidaknya sampai bulan Desember. Demikian, Ia meminta masyarakat untuk tidak panik akan ketersediaan komoditas pangan.
"Jangan khawatir bahwa stok banyak untuk komoditas yang menjadi komoditas strategis. Beli seperlunya. Jangan borong-memborong karena tidak perlu ada kepanikan," jelasnya.
Dengan tersedianya stok komoditas penyumbang inflasi, memberikan gambaran bahwa inflasi di Kabupaten Buleleng bisa dikendalikan dengan baik. Dengan pengelolaan yang baik, dalam waktu yang relatif singkat harga-harga komoditas bisa turun di pasaran dan menjaga daya beli masyarakat. Ia menegaskan bahwa inflasi tidak akan dibiarkan bebas karena akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
"Kalau inflasi kita biarkan bebas maka daya beli akan menurun. Kalau daya beli menurun berarti akan meningkatkan kemiskinan. Itu yang kita tidak mau. Oleh karena itu, ini memang terus harus kita lakukan langkah-langkah yang nyata untuk pengendalian ini," ujar Lihadnyana.
Terkait strategi untuk menjaga ketersediaan komoditas yang sifatnya musiman, Lihadnyana memaparkan bahwa Pemkab Buleleng memiliki tren data yang terkompilasi dengan baik. Sehingga, memiliki catatan komoditas yang harganya naik di bulan-bulan tertentu karena bukan musimnya. Strategi yang dilakukan adalah menjaga manajemen produksi dengan baik, sehingga pada musim yang sulit tumbuh, produksi tetap terjaga.
"Biasanya Juli – September naik. Diikuti Januari - Maret naik. Manajemen produksinya. Saat Juli - September harga naik. Berarti tiga sampai empat bulan sebelumnya Dinas Pertanian harus menanam itu. Seperti itu. Sudah kita lakukan," ucapnya.
Pria yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini mengungkapkan Pemkab Buleleng akan memberi bantuan bibit cabai. Bibit ini akan didistribusikan menyeluruh untuk 125 desa. Dirinya optimis upaya ini dapat berkontribusi untuk menekan laju inflasi di Kabupaten Buleleng.
"Kalau semua desa menanam, dan berproduksi, saya yakin bisa mengendalikan harga. Tidak hanya cabai," tutup Lihadnyana. (mnk)