Sebanyak 40 orang fasilitator akan disiapkan menjadi fasilitator di sekolah-sekolah dalam rangka bimbingan teknis (bimtek) Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Buleleng, Bali.
Jumlah tersebut terungkap saat rapat koordinasi (rakor) persiapan bimtek SAPB yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa di ruang Rapat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Kamis (2/9).
Ditemui usai rakor, Suyasa menjelaskan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melihat bahwa satuan Pendidikan yaitu sekolah dan warganya dari awal harus diedukasi. Utamanya dalam mitigasi terhadap bencana yang terjadi. Sebelum sampai pada satuan Pendidikan, akan dibentuk fasilitator yang sebelumnya akan memperoleh bimtek dari BNPB. Ada 40 orang yang disasar untuk menjadi fasilitator atau tutor ke sekolah-sekolah. “Kita memberi masukan kepada tim dari deputi BNPB supaya bisa menentukan orang yang bisa memberikan waktu dan tenaga sepenuhnya untuk menjalankan tugas sebagai fasilitator,” jelasnya.
Fasilitator yang disasar adalah yang berusia 25 sampai dengan 50 tahun. Tentunya, rentang usia ini masih sangat bagus. Masih sangat enerjik, sehat dan kondisinya fit. Jika di atas 50 tahun, akan susah karena fasilitator menghadapi situasi lapangan yang berat. Memerlukan waktu yang luang, tenaga dan kondisi yang memadai. “Tinggal melihat saja siapa yang ada di masing-masing lembaga untuk usia itu, untuk ditetapkan,” ucap Suyasa.
Analis Kebijakan Ahli Madya BNPB Meilina Wulandari yang juga hadir dalam rakor ini mengungkapkan kegiatan bimtek kepada para fasilitator akan dilakukan pada minggu ketiga bulan September 2021. Sebelumnya, surat akan dikirim ke Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng untuk mendapatkan rekomendasi. Mengingat saat ini masih PPKM level empat, maka rekomendasi diperlukan apakah diberikan izin atau tidak. “Harapannya kami bisa tetap melaksanakan kegiatan tersebut,” ungkapnya.
Berbagai persiapan dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi tersebut. Salah satunya dengan protokol Kesehatan yang diterapkan secara ketat. Peserta bimtek akan melakukan tes usap antigen sebelum dan sesudah kegiatan. Kemudian, penentuan tempat akan mempertimbangkan kapasitasnya karena akan diikuti oleh 40 orang. “Nanti kami cari tempat yang kapasitasnya dua kali lipat dari 40 orang yaitu dengan kapasitas 100 orang,” ujar Meilina Wulandari. (dra)