Wakil Bupati yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng, Bali I Nyoman Sutjidra menyerahkan bantuan kepada Keluarga I Gede Putu Sakah di Banjar Dinas Desa, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan.
“Salah satu dari kamar tidur di rumah I Gede Putu Sakah ini terkena tanah longsor pada hari Minggu lalu,” ucapnya saat ditemui usai menyerahkan bantuan, Rabu (2/2).
Sutjidra menjelaskan kegiatan ini sekaligus meninjau dampak dari tanah longsor pada hari Minggu lalu. Total ada tujuh jiwa yang terkena dampak tanah longsor akibat dari hujan deras yang melanda Desa Bebetin. Bantuan diberikan untuk meringankan beban dari keluarga yang bersangkutan. Diketahui pula, keluarga dari I Gede Putu Sakah ini merupakan penerima bantuan rehab rumah. “Mungkin sekarang harus diusulkan lagi untuk mendapatkan bantuan yang lebih layak untuk dihuni oleh tujuh jiwa ini,” jelasnya.
Selain memberikan bantuan, PMI Buleleng juga melakukan berbagai upaya dalam menghadapi cuaca ekstrem ini. Salah satunya dengan menyiagakan para relawan untuk membantu wilayah yang terdampak bencana alam atau cuaca ekstrem. Para relawan ini siaga di markas PMI Buleleng selama 24 jam jika terjadi bencana di wilayah Kabupaten Buleleng. “Jam berapapun kalau memang diperlukan mereka akan siap datang ke tempat kejadian,” ujar Sutjidra.
Lebih lanjut, Sutjidra mengungkapkan selain bersiap jika terjadi bencana alam, PMI Buleleng juga telah melakukan upaya mitigasi yakni memberikan edukasi kepada masyarakat. Edukasi diberikan melalui sosialisasi mengenai kebencanaan dan cuaca ekstrem. Selain itu, pelatihan juga diberikan untuk menghadapi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu. “Termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melaporkan ke PMI jika ada masyarakat yang terdampak,” ungkap Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini.
Sementara itu, I Gede Putu Sakah memaparkan kronologis tanah longsor yang terjadi pada hari Minggu , 30 Januari 2022. Saat itu, hujan deras melanda Desa Bebetin termasuk Banjar Dinas Desa pada pukul 15.00 WITA. Hujan sempat mereda pukul 16.00 namun kembali deras pukul 16.30. Saat itulah musibah tanah longsor terjadi. Pada saat musibah terjadi, I Gede Putu Sakah sekeluarga sedang menghadiri upacara keagamaan di rumah sepupunya yang tepat berada di atas kamar tidur yang terkubur akibat tanah longsor tersebut. “Mungkin kalau tidak ada kegiatan keagamaan, kemungkinan bisa ada tiga korban dalam musibah itu. Kebetulan anak-anak saya senang tidur di kamar saya yang terkena longsor itu. Ada lemari pakaian, kasur yang tertimbun longsoran,” paparnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya saja, senderan dan tembok dari bangunan tempat suci keluarga besar yang roboh dan menimbun salah satu kamar tidur I Gede Putu Sakah. Kerugian dari itu lebih besar dasri kerugian yang dialaminya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Buleleng dan PMI Buleleng yang telah membantu kami,” pungkas I Gede Putu Sakah. (dra)