Guna memecahkan masalah inflasi di Kabupaten Buleleng, Bali, konsep Business to Business (B2B) dan Government to Government (G2G) bisa dilakukan.
“B2B dan G2G merupakan solusi jangka pendek,” ucap Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho saat ditemui usai melakukan pemaparan dihadapan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Ruang Rapat Lobi Kantor Buleleng, Kamis (16/9).
Trisno Nugroho menjelaskan solusi yang bisa digunakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam menekan laju inflasi. Solusi tersebut antara lain dengan produksi sebagai solusi jangka panjang serta B2B dan G2G dalam jangka pendek. Dengan konsep B2B dan G2G tersebut, kerjasama antar daerah bisa dilakukan. Dalam bentuk antar kabupaten di Bali maupun antar provinsi. Jika antar provinsi, tentunya BI bisa melakukan fasilitasi karena ada cabang BI di provinsi lain. “Bapak Bupati dengan Bupati daerah lain bisa kerjasama. Bisa dalam bentuk koperasi, BUMN, BUMD, atau juga swasta. Untuk bisa mendukung apa yang kurang di Buleleng ini dalam jangka pendek,” jelasnya.
Dalam kerjasama tersebut, digitalisasi menjadi penting. Penjualan barang-barang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang Buleleng yang terlibat bisa dilakukan di daerah lain dengan digitalisasi ini. Dukungan dari pemerintah tentunya sangat diperlukan dalam percepatan penerapan digitalisasi. Agar ekonomi di Buleleng secara perlahan bisa pulih dan bangkit. “Saya berterimakasih Bapak Bupati mau mendukung apa yang kita mau bantu agar ekonomi Buleleng bisa perlahan-lahan kembali, Covid-19 melandai, kita sama-sama prokes ketat. Buleleng kabupaten yang bagus dan indah ini bisa kembali lebih cepat lebih baik,” ujar Trisno Nugroho.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyampaikan apresiasi kepada BI Provinsi Bali yang telah terus membantu meningkatkan perekonomian di Buleleng. Ada beberapa solusi yang diberikan untuk meningkatkan perekonomian dan juga menekan inflasi. “Kami akan coba segala solusi yang diberikan untuk menekan laju inflasi di Buleleng,” kata dia.
Menurutnya, segala masukan dan arahan yang diberikan sangat sederhana. Bagaimana menekan hal-hal yang dapat memacu inflasi. Seperti apa yang diterapkan dalam konsep B2B dan G2G. Bisa antar kabupaten di Bali atau antar provinsi di luar pulau. Ini akan dipercepat melalui digitalisasi ekonomi. Kegiatan-kegiatan ekonomi bisa dilakukan secara digital. Termasuk memasarkan produk-produk dari Buleleng ke luar daerah. “Yang jelas bagaimana mengurangi inflasi dengan pertambahan permintaan itu,” tutup Agus Suradnyana. (dra)