Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP) sebagai instansi yang mengelola bendungan bersama dengan konsultan telah merancang Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Tamblang yang terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Hal itu terungkap saat Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Buleleng Ni Made Rousmini menerima tim dari BWS BP dan konsultan RTD PT Dehas Inframedia Karsa untuk konsultasi RTD Bendungan Tamblang di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Jumat (14/10/2022).
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bendungan BWS BP I Komang Gede Putera Antara saat ditemui usai kegiatan menjelaskan penyusunan RTD adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan yang ada. RTD diwajibkan karena jika terjadi sesuatu dengan bendungan, seluruh pihak siap untuk menghadapinya. RTD layaknya sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu terhadap keamanan bendungan. “Tapi dari istilah keamanan sih bendungan itu sendiri dari desain maupun pelaksanaan harus ada prosedur-prosedur yang dilalui. Jadi, kalaupun terjadi hal-hal darurat sampai terjadi keruntuhan dan lain sebagainya tidak semata-mata langsung runtuh pasti ada titik-titik tertentu. Intinya masyarakat harus siap jika terjadi hal-hal seperti itu,” jelasnya.
Sampai saat ini, perkembangan pembangunan Bendungan Tamblang yang terletak di Kecamatan Sawan ini telah mencapai 87 persen. Target selesai pada akhir Desember 2022. Ada masukan dari Gubernur Bali sebelumnya agar diselesaikan pada bulan Oktober tahun ini. Tetapi, karena menggunakan teknologi baru yaitu menggunakan aspal, terjadi jeda sekitar dua bulan. Termasuk mencari persetujuan untuk menggunakan teknologi tersebut. “Juga ada studinya hingga memakan waktu enam bulan. Harus dites dulu beberapa kali sebelum aspal bisa digunakan,” ucap Putera Antara.
Sementara, Lihadnyana dalam sambutannya yang dibacakan Rousmini menyebutkan pembangunan Bendungan Tamblang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi lahan pertanian, air baku, pariwisata serta pengendalian daya rusak air akibat banjir. Dibangunnya Bendungan Tamblang sesuai perencanaan, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air untuk irigasi. Khususnya daerah irigasi Bungkulan dan daerah irigasi Bulian seluas 588 hektar. Untuk pemenuhan penyediaan kebutuhan air baku sebesar 510 liter/detik khususnya untuk wilayah Kecamatan Buleleng, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula. “Kemudian untuk penambahan cadangan listrik sebesar 0,538 megawatt dan untuk pengendalian banjir, konservasi serta pengembangan kepariwisataan,” sebutnya.
Ia menambahkan BWS BP telah menyusun dokumen RTD Bendungan Tamblang untuk dikonsultasikan bersama. Konsultasi ini diselenggarakan sebagai upaya untuk mempersiapkan kesiapsiagaan tanggap darurat pengelola dan pihak-pihak terkait untuk menghadapi kondisi terburuk dari bendungan yang dikelolanya. “Hal ini penting dilakukan karena menyangkut keselamatan warga di sekitar bendungan,” tutup Lihadnyana. (dra)