Mempertimbangkan aspirasi dari guru, dan orangtua siswa mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran daring, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menyiapkan upaya-upaya untuk bisa mengadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan menjalankan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Ini adalah usaha bersama, sebuah upaya untuk mengadakan pembelajaran tatap muka dengan menjalankan prokes ketat, yang kita simulasikan hari ini,” ucap Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST saat ditemui usai melakukan peninjauan langsung simulasi PTM di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Banjar Jawa, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, senin 4/2/21.
Menurut rencana awal, PTM di SDN 3 Banjar Jawa akan dilaksanakan sekali dalam seminggu untuk setiap jenjang kelasnya. Dalam setiap pertemuan, kegiatan belajar mengajar akan dilangsungkan selama tiga jam.
Agus Suradnyana menjelaskan semua fasilitas untuk mendukung pelaksanaan PTM dengan prokes sudah disiapkan dan berfungsi dengan baik. Setiap siswa yang masuk akan di cek suhu tubuhnya. Kemudian mencuci tangan di wastafel yang telah tersedia di masing-masing kelas. Jarak antar siswa pun telah diatur dengan garis-garis yang telah di cat di lantai halaman sekolah. Sehingga tidak ada yang berkerumun.
“Saya lihat protapnya juga sudah sangat bagus. Tapi saya minta tambahkan satu, BPBD nanti tolong sediakan satu masker untuk setiap murid setiap hari. Jadi begitu datang, di cek suhu, buka masker dibuang, kasih masker yang baru. Saya khawatir maskernya tidak steril dari rumah. Namanya anak-anak mungkin ada sembrononya. Guru-guru juga sama saya imbau ya protap nya. Saya minta penyeragaman dari sekolah, kasih masker baru setiap murid, setiap hari,” jelas dia.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa dalam hal penjemputan pun sudah diatur sedemikian rupa. Jika murid sudah dijemput, akan dikabari oleh guru. Selanjutnya, dipersilahkan pulang.
“Penjemputannya pun teratur ya, kalau sudah ada yang jemput dan mengabari guru, baru boleh pulang. Jadi tidak boleh bergerombol, tidak boleh bermain-main,” kata Agus Suradnyana.
Jika PTM yang telah disimulasikan ini berhasil, Agus Suradnyana mengharapkan bulan depan sekolah sudah bisa dilakukan dua kali dalam seminggu. Serta dilakukan per jenjang kelasnya.
“Tapi saya minta, jika nanti menggabung, karena ruang kelasnya terbatas, misalkan nanti kelas enam digabung sama kelas satu, jadi membatasi interaksi. Karena kalau sebaya, saya rasa interaksinya akan lebih banyak,” harapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika mengungkapkan persiapan untuk PTM ini telah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Semua disiapkan tanpa rekayasa. Pihak dinas maupun sekolah tidak mau mempertaruhkan kesehatan siapapun. “Utamanya anak-anak peserta didik, guru dan masyarakat juga,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, bahwa semua instrumen pendukung PTM di SDN 3 Banjar Jawa telah siap dan sesuai dengan anjuran prokes yang ada. Ia berharap, agar kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa terlaksana.
“Pertama untuk menjalankan protokol kesehatan, semua sudah siap. Kedua, tempat duduk dari anak-anak sudah kita sesuaikan semuanya, kita atur jaraknya kita buat pembatas meja dengan menggunakan akrilik. Jadi, antara murid satu dengan lainnya, prokes sudah memenuhi, bakan melebihi dari yang dianjurkan. Sesuai arahan bupati, masker juga akan diganti setiap masuk ke lingkungan sekolah. Mudah-mudahan ini berjalan lancar kedepan semuanya untuk akhirnya bisa disetujui oleh pimpinan, sehingga pembelajaran tatap muka di masa transisi ini dapat disetujui dan berjalan,” pungkas Astika. (mnk)