Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana melepas rombongan Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV pada 10 hingga 12 November 2022 di Inna Bali Heritage Denpasar.
“Ada sebuah degradasi nilai pancasila yang kita rasakan. Khususnya di Bali pada nilai adat, budaya dan agama, pluralisme dari semua komponen masyarakat itu sebuah pengejawantahan dari nilai pancasila. Sehingga perlu sebuah organisasi penggerak untuk menggaungkan dan membumikan nilai-nilai pancasila di masyarakat,” ujar Ketut Lihadnyana saat memberikan sambutan pada acara pelepasan rombongan GPP di Lobi Kantor Bupati Buleleng, Rabu (9/11).
Pada kesempatan itu juga Lihadnyana mengatakan GPP merupakan organisasi independen dan nirlaba. Memiliki misi utama membantu pemerintah dan masyarakat dalam merawat dan membumikan pancasila. Serta mewujudkan masyarakat bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian di bidang kebudayaan, dan membangun karakter personal dan bangsa. “Sekarang ini kita tidak memungkiri bahwa masuk pada sebuah proses politik. Ini perlu sebuah kehati-hatian dari kita, dan terus menggaungkan nilai pancasila, agar pemimpin kedepan benar-benar mampu menjalankan nilai luhur pancasila di tatanan kehidupan bermasyarakat, berpolitik, dan berkebangsaan,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan nilai marheinisme itu mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin. Karena didalamnya mengandung makna lebih memperhatikan kebawah dari pada keatas. Artinya selalu memperhatikan rakyat kecil untuk membangun sebuah kesejahteraan pada kehidupan masyarakat. Itu merupakan esensi sederhana yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai pancasila. “Nilai itu saya lakukan semenjak saya menjabat bupati, saya tidak pernah membedakan seluruh staf ataupun pejabat. Saya berpesan, paling tidak mari kita implementasikan nilai pancasila dari diri kita, kemudian keluarga, rekan kerja, hingga nanti ke masyarakat. Setiap hari kita harus gaungkan nilai-nilai pancasila,” imbuh Lihadnyana.
Sementara itu Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GPP Antonius Manurung mengungkapkan GPP lahir sebagai antitesis atas deidiologisasi yang melakukan upaya penetrasi dan infiltrasi di bumi nusantara. Rakernas ke-IV menjadi penting untuk menentukan pilihan politik kebangsaan yang bernafaskan ideologi pancasila. GPP juga telah melaksanakan program pembangunan karakter untuk para pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Karena dikhawatirkan pengaruh paham lain diluar nilai pancasila masuk ke dalam kehidupan generasi muda. “Sejak dini generasi bangsa harus diajarkan tentang nilai-nilai luhur pancasila. Hanya dengan cara seperti itu pancasila bisa menjadi jati diri,” tutupnya. (rma)