Wakil Bupati I Nyoman Sutjidra selaku Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Buleleng melantik 46 orang relawan anggota Korps Sukarela (KSR) PMI. Relawan yang dilantik berasal dari empat unit yaitu Unit KSR PMI Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Unit KSR PMI Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan, Unit KSR PMI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Buleleng dan Unit KSR Markas PMI Buleleng.
Pelantikan anggota yang dirangkaikan dengan penutupan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Gabungan KSR PMI Buleleng ini digelar di Wantilan Praja Winangun, Kantor Bupati Buleleng, Rabu (6/10).
Sutjidra menjelaskan relawan yang dilantik ini merupakan hasil dari diklatsar yang digelar selama tiga bulan secara daring. Kemudian, ada pula kegiatan luring yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Metode ini diterapkan mengingat masih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan melaksanakan diklatsar secara langsung. “Mereka benar-benar kami siapkan. Para relawan ini siap melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan khususnya di Kabupaten Buleleng,” jelasnya.
Dengan apa yang diberikan saat diklatsar, akan membuat para relawan memahami betul tugas-tugas di lapangan nantinya. Pemahaman ini diperlukan mengingat para relawan PMI Buleleng memikul tantangan yang besar. Tantangan tersebut timbul karena Buleleng memiliki wilayah terluas di Provinsi Bali. Ancaman-ancaman bencana alam juga sangat besar. Sehingga, diperlukan relawan-relawan yang siap melakukan kegiatan kemanusiaan untuk mengatasi dampak dari bencana alam. “Misalnya seperti kemarin kan ada kebakaran, banjir, longsor. Para relawan ini pasti hadir,” ucap Sutjidra.
Khusus untuk penanganan bencana non alam saat ini yaitu pandemi Covid-19, Sutjidra mengungkapkan para relawan ini tidak henti-henti melakukan pencegahan. Bahkan, kegiatan PMI Buleleng menjadi yang tertinggi di Bali. Seperti kegiatan rutin penyemprotan desinfektan dan pembagian masker. Kegiatan-kegiatan tersebut pun telah diakui. “Makanya kegiatan kita selalu dilirik baik dari PMI Provinsi maupun PMI Pusat,” ungkap dia.
Disinggung mengenai jumlah relawan yang dilantik dominan perempuan, Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini menambahkan PMI Buleleng terus berupaya untuk mendorong putra-putra di Buleleng untuk menjadi relawan. Untuk saat ini masih ada relawan putra. Namun, ini tidak menjadi masalah berarti karena yang putri lebih unggul dalam keterampilan di lapangan. Semisal kegiatan resusitasi itu lebih terampil yang putri. Untuk putra lebih ke tenaga. “Jadi, setiap ada kegiatan kemanusiaan, memang dari satu regu itu pasti ada putranya. Itu sudah diatur dari markas kalau mereka bergerak,” imbuh Sutjidra. (dra)