Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana melepas 54 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Buleleng yang akan bekerja di Selandia Baru. Pelepasan yang ditandai dengan penyerahan dokumen kepada perwakilan PMI ini diselenggarakan di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Senin (23/10).
Dalam arahannya, Lihadnyana menjelaskan bahwa PMI bukan hanya pahlawan devisa. Lebih dari itu, PMI diharapkan bisa melakukan transfer pengetahuan, transfer ilmu dan transfer pengalaman untuk kemajuan Indonesia khususnya Kabupaten Buleleng. Ini bisa dilakukan karena PMI pasti mendapat pengalaman baru,dalam menggunakan teknologi maupun budaya kerja di negara lain. Apalagi jika bekerja di negara-negara yang lebih maju dibanding Indonesia.
“Karena bagi saya, budaya kerja sangat menentukan kemajuan suatu negara. Budaya kerja sangat terkait dengan mentalitas manusia dan semangat serta kesadaran untuk disiplin. Inilah pentingnya, para PMI ketika kembali ke tanah air, dapat menularkan hal-hal positif yang didapat di luar negeri,” jelasnya.
Para PMI yang akan bekerja di Selandia Baru ini juga diharapkan bisa membawa nama baik Indonesia khususnya Kabupaten Buleleng. Untuk tidak berhenti berusaha dan tidak mengeluh. Selalu mengikuti norma dan aturan-aturan yang ada di Selandia Baru. Tentunya, sebelum berangkat telah mendapatkan pelatihan-pelatihan ataupun arahan mengenai hal tersebut. Termasuk tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun di negara lain.
“Tunjukkan bahwa kita, masyarakat Buleleng, adalah masyarakat yang produktif. Masyarakat yang memiliki etos kerja yang tinggi. Sehingga, benar-benar ke depan bisa menjadi contoh bagi pekerja lainnya dari negara atau daerah lain,” ujar Lihadnyana.
Mengenai pengiriman para PMI ini, perwakilan agen PT. Alwidah Jaya Sentosa Gede Adia menyebutkan penyaluran diawali dengan seleksi. Terdapat pula batasan usia namun jika dirasa masih produktif dan mampu berbahasa inggris dasar, masih bisa dibantu untuk prosesnya. Sebelum 54 orang yang dilepas hari ini, ada pula yang sudah berangkat ke Selandia Baru. Ada satu perusahaan yang menampung di Selandia Baru.
“Ke depannya bisa bertambah tidak hanya di perkebunan. Bisa bergeser ke industri yang lain. Selain Selandia Baru, pada periode sebelumnya kita juga mengirim ke Polandia di industri yang sama,” sebut dia.
Sementara itu, salah satu PMI asal Desa Galungan, Kecamatan Sawan I Nyoman Budayasa mengungkapkan di Selandia Baru akan bekerja di bidang perkebunan apel, kiwi, labu dan juga bawang. Ia mengaku tidak ada pelatihan khusus dan langsung terjun karena pekerjaannya sudah biasa dilakukan yang lebih banyak menggunakan fisik. Periode kerja dari November hingga Juni. Kemudian, sisanya pulang ke Indonesia.
“Setelah itu kita urus lagi untuk berangkat selanjutnya. Kontrak juga diperbaharui setiap tahun. Setelah itu, berangkat lagi,” ungkapnya. (dra)