Wakil Bupati yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng, Bali I Nyoman Sutjidra mengharapkan mesin pengambil salah satu komponen dari darah atau yang sering disebut dengan apheresis, ada di Kabupaten Buleleng untuk mempercepat donor plasma konvalesen bagi penderita Covid-19 ataupun para penyintas yang ingin melakukan donor.
“Saya sangat berharap dan akan dimohonkan untuk ditaruh di Buleleng jika ada bantuan mesin apheresis dari pusat,” ucapnya saat ditemui usai melantik pengurus PMI kecamatan se-Kabupaten Buleleng sekaligus meresmikan Gedung Unit Donor Darah (UDD) PMI Buleleng, Senin (11/10).
Sutjidra menjelaskan untuk menyiapkan plasma konvalesen, diperlukan sebuah alat. Alat tersebut biasa disebut dengan mesin apheresis. Kabupaten Buleleng khususnya PMI belum memiliki mesin ini. Namun, di PMI Provinsi Bali mesin apheresis sudah tersedia. Jika ada lagi pengadaan mesin apheresis lagi dari pemerintah pusat, akan dimohonkan agar alokasinya ke Buleleng. Mengingat potensi dari donor plasma konvalesen sangat tinggi. “Terlihat dari jumlah kasus dan pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Sehingga, nanti jika ada mesinnya di Buleleng, kita bisa menyiapkan plasma konvalesen untuk pasien-pasien Covid-19 yang membutuhkan,” jelas dia.
Untuk dapat menjadi pendonor plasma konvalesen, tentunya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Seperti, sudah sembuh dari Covid-19 yang dibuktikan dengan surat keterangan yang diberikan oleh rumah sakit. Kemudian, ada pengecekan titer antibodi. Jika jumlah titer antibodinya memenuhi syarat baru bisa menjadi pendonor plasma konvalesen. Setelah itu, baru bisa diambil plasma darahnya dengan menggunakan mesin apheresis tersebut. “Kita kirim darah dari penyintas ke Denpasar untuk bisa diambil plasmanya dengan mesin apheresis,” ujar Sutjidra.
Sutjidra menambahkan selama ini Pemkab Buleleng maupun PMI Cabang Buleleng terus mengimbau kepada masyarakat khususnya para penyintas Covid-19 agar melakukan donor plasma konvalesen. Pelaksanaan skrining untuk donor plasma konvalesen juga sudah pernah dilakukan di Rumah Sakit Tentara (RST). Setelah dilakukan skrining, darah dikirim ke Denpasar untuk diambil plasmanya. Proses pengiriman ke Denpasar ini yang membutuhkan waktu satu sampai dua hari. “Karena jika mobilisasi pendonor plasma konvalesen ke Denpasar itu tidak mungkin. Mereka akan keberatan. Jika dikirim membutuhkan waktu satu sampai dua hari. Kalau alatnya ada di Buleleng, kita bisa langsung melayani,” imbuhnya. (dra)