Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana memaparkan strategi-strategi pengendalian inflasi yang telah dilakukan pada tahun 2022 di hadapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian.
Pemaparan ini dilakukan secara daring pada saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (9/1/2023). Lihadnyana selaku Pj Bupati diberikan kesempatan untuk memaparkan strateginya di hadapan Mendagri dan seluruh kepala daerah se-Indonesia karena Buleleng berhasil menjadi peringkat empat kabupaten dengan inflasi terendah se-Indonesia pada tahun 2022.
Pada rakor ini, Pj Bupati Lihadnyana mengikuti secara daring dari Kantor Bupati Buleleng. Dirinya menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil untuk menekan angka inflasi. Menurutnya, Buleleng memiliki strategi berbeda dalam pengendalian inflasi dengan daerah lainnya. Khususnya pada daerah yang dominan sebagai konsumen. Kabupaten Buleleng menjadi daerah produsen sekaligus daerah konsumen beberapa produk pangan. “Dengan melihat potensi dan letak geografis Kabupaten Buleleng, sangat cocok untuk pengembangan pertanian khususnya sektor tanaman pangan dan hortikultura,” jelasnya.
Ada upaya-upaya nyata dan maksimal telah dilakukan yaitu manajemen rantai pasok dengan memperpendek rantai pasokan. Memberikan subsidi berupa pemotongan harga sebesar sepuluh persen bagi masyarakat yang menggunakan transaksi keuangan digital. Melaksanakan operasi pasar secara rutin yang melibatkan berbagai pihak seperti perusahaan daerah dan kelompok wanita tani (KWT). Memonitoring stok di distributor secara berkala. Melakukan kerjasama antara daerah yang surplus dengan daerah yang defisit. Memberikan bantuan pangan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akibat kebijakan kenaikan harga BBM. “Termasuk memberikan subsidi transportasi pengangkutan tujuh komoditas serta melakukan pemantauan harga secara berkala,” ucap Lihadnyana.
Lebih lanjut, Lihadnyana mengungkapkan ada program lainnya yaitu peningkatan produksi pangan guna mewujudkan kedaulatan pangan di Kabupaten Buleleng. Dalam program ini dilakukan manajemen produksi pangan strategis dengan mengatur pola tanam dan pola panen. Kemudian, ada pemberian bibit cabai kepada Tim Penggerak PKK dan gerakan menanam (gema) cabai di masing-masing desa. “Ini terbukti cukup membantu. Apalagi cabai yang merupakan komoditas berpengaruh terhadap inflasi. Juga bisa mengendalikan harga cabai khususnya cabai rawit yang setiap tahunnya naik. Ke depan kita berfokus pada pekarangan atau lahan-lahan kosong untuk ditanami cabai,” ungkap dia.
Hingga Desember 2022, tingkat inflasi di Kabupaten Buleleng mencapai 4,63 persen. Dengan angka tersebut, Buleleng menjadi kabupaten peringkat empat dengan tingkat inflasi terendah se-Indonesia. Peringkat pertama dengan inflasi terendah yaitu Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT dengan 3,54 persen. Kedua, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dengan 4,12 persen. Ketiga, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung dengan 4,17 persen. Buleleng masih berada di atas Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Merauke, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Mimika yang juga masuk sepuluh besar kabupaten dengan inflasi terendah se-Indonesia. (dra)