Antisipasi Hidup Terlantar
Admin prokomsetda | 08 Juli 2015 | 977 kali
Wabup Minta Warga Miskin Dititipkan di Pantai Jompo
Warga miskin yang hidup terlantar belakangan ini memang banyak ditemukan dan masih banyak yang belum tercatat dalam data penduduk miskin. Munculnya persoalan ini Pemkab Buleleng mulai melakukan berbagai tobosan mulai dari validasi ulang data penduduk miskin maupun yang mengalami cacat dan hidup terlantar. Kini upaya lain ditempuh dengan menitipkan warga miskin tersebut ke panti jompo milik pemerintah ataupun ke panti yang dikelola oleh pihak swasta. Upaya diyakini akan jauh lebih efektif dan lebih penanganan lebih manusiawi terhadap warga yang kurang beruntung di Bali Utara.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra,S.p.O.G., saat mengunjungi warga miskin yang hidup terlantar di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar Rabu (8/7) kemarin. Wabup Sutjidra ditemani Kabag Humas dan Protokol Sekkab Buleleng I Made Supartawan, staf Dinas Sosial dan aparat di desa setempat.
Dalam kunjungan itu, Wabup mengunjungi salah seorang warga miskin Nengah Suka yang hidup di tengah keterbatasan ekonomi. Dia juga sejak lama menderita lumpuh, sehingga praktis penghidupan sangat tergantung dengan bantuan dari warga yang simpati kepadanya. Sementara jika dipaksakan untuk bekerja, juga tidak memungkinkan akibat lumpuh yang diteritanya. Dalam keseharian, Suka bersama istrinya tinggal di rumah sederhana dan lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Lahan rumah yang ditempatinya itu hasil meminjam dari pihak perorangan yang simpati dengan keberadaan Suka dan istirnya.
Meski hidup dengan serba kekurangan, Suka dan istrinya tetap berjuang untuk mengisi hidupnya. Bahkan, dia sudah berkali-kali dibujuk oleh aparat desa atau warga yang iba untuk dititipkan di panti jompo selalu ditolaknya. Tidak jelas alasan menolak tawaran itu, sehingga hingga kini Suka dan istrinya hidup di rumah yang tidak layak huni tersebut.
Setelah melihat kondisi miris tersebut, Wabup Sutjidra menegaskan, satu-satunya upaya yang memungkinkan dilakukan untuk menyelamatkan warga miskin dan terlantar seperti Suka dan istrinya ini adalah menitipkan ke pihak panti jompo milik pemerintah yang ada di Buleleng. Dengan demikian, yang bersangkutan akan mendapat perhatian dan kebutuhan hidup termasuk kesehatannya akan terjaga dengan baik. “Saya minta panti jompo harus menerima warga miskin terlantar seperti Pak Suka ini. Bukan kita tidak ingin membantu, namun karena lahan rumah tidak ada jadi paling memungkinkan menitipkan di panti jompo, sehingga kehidupannya lebih terjamin,” katanya.
Solusi untuk menitipkan ke panti jompo ini, bukan hanya untuk Suka dan istirnya, namun warga miskin dan terlantar lain yang memang tidak memiliki lahan perumahan akan ditipkan di panti jompo. Untuk itu, pemerintah mengharapkan selain pengelola panti milik pemerintah, panti yang dikelola oleh swasta dapat berpartisipasi menampung warga miskin, sehingga hidupnya tidak terlantar. “Dinsos sedang mendata dan untuk yang tidak punya rumah akan diarahkan ke panti jompo dan kalau tidak bisa menampung, kita akan minta partisipasi panti yang dikelola oleh swasta bisa membantu menampung warga jangan sampai hidupnya terlantar,” imbuh Sutjidra sembari diiyakan Kepala Dinas Sosial Gede Komang.
Untuk meringankan beban kebutuhan hidup, Wabup Sutjidra menyerahkan bantuan paket sembako dan pakaian untuk Nengah Suka dan istrinya. Bantuan ini jika dilihat nilainya mungkin tidak seberapa, namun warga miskin dan terlantar seperti Nengah Suka ini tetap menjadi tanggungjawab pemerintah bersama komponen masyarakat lainnya untuk membantu. Selain itu, Pemkab Buleleng memiliki agenda rutin setiap tahunnya menjelang hari raya memberikan paket sembako. Paket sembako yang berjumlah ratusan ini diserahkan untuk lanjut usia (lansia) yang tersebar di beberapa desa di Buleleng. Paket sembako juga diserahkan untuk penghuni panti jompo dan panti asuhan di Buleleng. Total bantuan tersebut mencapai 800 paket.