8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Buka Lapangan Kerja dan Tingkatkan Pendapatan Desa. Pemasaran Cengkeh Buleleng Libatkan Bumdes

Admin prokomsetda | 20 Januari 2020 | 1737 kali

 

Penanganan hilir pertanian di Kabupaten Buleleng terus dikebut. Salah satunya adalah mengenai penjualan cengkeh. Nantinya, penyerapan hasil cengkeh akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa, I Made Subur, SH saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/1).

Subur menjelaskan upaya ini dilakukan dengan sinergi antara Dinas Pertanian, Pemerintahan Desa dan Bumdes. Ini dilakukan untuk membuka peluang kerja bagi masyarakat desa. Bumdes bisa menyediakan tukang petik untuk para petani. Selain itu, bumdes juga bisa mengelola dan mengumpulkan hasil panen para petani serta disalurkan ke beberapa buyer untuk memotong sirkulasi jaringan pemasaran. “Nantinya, ada Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bumdes dan juga para buyer termasuk peningkatan kapasitas mengenai pengolahan cengkeh,” jelasnya.

Dengan manajemen melalui Bumdes, akan diketahui kualitas cengkeh masing-masing desa. Diserapnya cengkeh-cengkeh yang dihasilkan, nantinya takan mengurangi kesan yang tidak baik terhadap petani. Selama ini, petani hanya menjadi korban tatkala cengkeh yang dihasilkan kualitasnya tidak baik. Tinggal, kepala desa menindaklanjuti dengan memetakan hasil cengkeh. “Berapa yang dihasilkan di desa tersebut sehingga bisa disinergikan dan dikerjasamakan dengan bumdes,” ujar Subur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ir. I Made Sumiarta saat dihubungi terpisah mengatakan dikumpulkannya para kepala desa dan bumdes untuk lebih mensejahterakan petanian cengkeh. Bagaimana petani cengkeh bisa menikmati harga cengkeh yang lebih bagus. Termasuk melibatkan bumdes sebagai pengumpul dan penyalur serta beberapa buyer yang salah satunya merupakan perusahaan rokok besar di Indonesia. “Disalurkan oleh bumdes ke buyer. Ini dilakukan untuk memotong jaringan pemasaran yang panjang dan mendapatkan harga yang lebih baik,” katanya.

Mantan Kepala Bagian Umum Setda Buleleng ini juga mengungkapkan saat ini harga cengkeh per kilogramnya berkisar antara Rp 60 ribu – Rp 70 ribu. Dikarenakan para buyer belum membuka harga, harga akan mengikuti harga pasaran. Dengan kerjasama yang akan dijalin, minimal harganya mengikuti kisaran tertinggi harga pasaran. “Harapannya harga yang lebih bagus lah dengan jalinan kerjasama ini,” tandas Sumiarta. (dra)