8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Buleleng Festival VII Tahun 2019 Gelar Workshop Gong Kebyar

Admin prokomsetda | 07 Agustus 2019 | 191 kali

Buleleng Festival sudah memasuki gelaran ketujuh pada tahun 2019 ini. Ada yang berbeda pada gelaran ketujuh ini. Perbedaan tersebut adalah digelarnya Workshop Gong Kebyar yang baru pertama kali digelar pada ajang Buleleng Festival tahun ini.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng, Ir. Gede Komang, M.Si di sela-sela pembukaan Buleleng Festival (Bulfest) VII tahun 2019 di Areal Tugu Singa Ambara Raja, Selasa (6/8).

Gede Komang menjelaskan dalam Bulfest 2019, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST berkeinginan untuk mengangkat Gong Kebyar dari dauh enjung dan dangin enjung untuk diparadekan di zona B atau di Sasana Budaya dengan masing-masing seniman dan tarinya. Selain parade, baru pada Bulfest kali ini diadakan Workshop Seni dan Budaya. Dari tahun-tahun sebelumnya belum ada Workshop seni dan budaya. “Oleh karena itu, pada tahun ini digelar parade dan juga workshop gong kebyar,” jelasnya.

Parade dan workshop ini juga merupakan harapan dari seniman yang berasal dari Kabupaten Buleleng. Dengan workshop ini, Pemkab Buleleng ingin kembali mengangkat gong kebyar dangin enjung  dan dauh enjung. Berdasarkan saran dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, bagaimana membangkitkan pengetahuan masyarakat tentang gong kebyar khas Buleleng. “Khususnya yang menggunakan gong pacek,” ujar Gede Komang.

Bupati Agus Suradnyana pun mengatakan gelaran Bulfest kali ini beriringan dengan momentum pembangunan shortcut Singaraja-Denpasar. Dengan begitu, Buleleng telah siap dengan semuanya. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya bisa dielaborasi dengan kesenian serta kuliner. Hal tersebut ditunjukkan pada Bulfest yang terdapat seni, budaya dan juga stan kuliner. “Banyak sekali yang bisa kita tampilkan untuk mempromosikan pariwisata di Buleleng,” ujarnya.

Dirinya menambahkan hal yang paling penting adalah Bulfest ini memberikan rasa kebersamaan bagi warga Buleleng. Selama ini, Buleleng terkenal dengan image keras dan sering ribut. Namun, beberapa tahun belakangan ini Buleleng aman dan tentram. Buleleng terus berbenah dalam bidang adat istiadat, kultur dan budaya. “Salah satunya dengan Buleleng Festival ini. Kita siap menghadapi persaingan pariwisata dengan atraksi yang ada,” imbuh Agus Suradnyana.

Gelaran Bulfest VII tahun 2019 ini dibuka secara resmi oleh Deputi bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani ditandai dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, Giri Adnyani memuji langkah Pemkab Buleleng untuk merangkul millennial dalam zona millennial. Seperti diketahui, millennial merupakan pasar potensial untuk pariwisata di Indonesia.  Sebanyak 51 persen wisatawan merupakan kaum millennial. “Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Buleleng karena telah merangkul kaum millennial pada Bulfest tahun 2019 ini,” tutupnya.

Pada pembukaan Bulfest VII tahun 2019 ini juga digelar tari panyembrama massal yang ditarikan oleh 500 penari. Pada panggung utama juga disajikan tari Pradwala Nilayam dan tari Ayuning Bhinneka Sakti. (dra)