Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menerima Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp. 71.050.000.000,- pada tahun anggaran 2019. BKK ini dialokasikan untuk 129 Desa pakraman , 304 Subak dan 272 Subak Abian yang ada di Kabupaten Buleleng
Hal tersebut terungkap saat Sosialisasi BKK untuk desa pakraman, Subak, dan Subak abian yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Buleleng di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja eks. Pelabuhan Buleleng, Selasa (28/5).
Kepala Dinas PMD Kabupaten Buleleng I Made Subur, SH saat ditemui di sela-sela sosialisasi menjelaskan bahwa BKK ini telah dilengkapi dengan petunjuk teknis operasional (PTO) termasuk petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis). BKK ini juga diberikan bagi desa pakraman, subak, dan subak abian untuk melestarikan keharmonisan parahyangan, palemahan, dan pawongan. Semua juklak dan juknis harus diikuti. “ intinya sosialisasi ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi sebelumnya,” jelasnya.
Mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ini juga mengungkapkan dengan BKK ini akan membangun sinergi antara pemerintah desa dengan desa pakraman, subak, dan subak abian. Setelah sinergi tersebut berjalan, Pemkab Buleleng melalui Dinas PMD akan memfasilitasi dan mensosialisaikan kepada subak-subak yang ada mengenai sinergi BKK ini. “Sinergi ini diperlukan karena pertanggung jawaban pengelolaan keuangan ini bukan hanya tugas desa pakraman tapi juga perbekel,” ungkap Made Subur.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Keswadayaan Masyarakat dan LPM Dinas PMD Provinsi Bali, Ir. I Nengah Suta Maryana, MMA dalam sambutannya menyebut berkaca dari kondisi saat ini dimana laju perkembangan jaman dan era modern yang begitu cepat di tengah derasnya gempuran globalisasi, upaya mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai tradisi terus dilakukan. Hal ini sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster melalui visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Dengan menjaga kesucian dan keharmonisan alam bali untuk mewujudkan krama dan gumi bali yang sejahtera. “serta tradisi dan memajukan kebudayaan bali melalui peningkatan perlindungan, pengembangan, dan pembinaan nilai-nilai adat, agama, dan tradisi,” tutupnya. (GIX)