Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST atau yang disapa PAS menolak rencana pembangunan jaringan listrik interkoneksi Jawa-Bali atau Jawa Bali Crossing (JBC), mengingat rencana pembangunan JBC tersebut akan melintasi kawasan pariwisata yang berbasis lingkungan.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Suradnyana pada saat menerima Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VII DPR RI di Ruang Rapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kecamatan Gerogak, pada Jumat (15/2).
Bupati PAS menjelaskan bahwa, pengembangan pariwisata di Buleleng Barat berbasis pada alam dan lingkungan. Bahkan, upaya pelestarian lingkungan tersebut telah diakui oleh dunia internasional, dan salah satunya ditandai dengan Buleleng pernah menerima penghargaan Community Import For The Coral di Madrid. Penghargaan ini diproleh atas peran dari masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan terutama lingkungan bawah laut.
“Selain itu, dalam kawasan rencana pembangunan tersebut juga terdapat beberapa pura yang sangat disucikan oleh masyarakat setempat. Sehingga saya harus menjaga sekali tempat tersebut,” tegas Bupati PAS.
Lebih lanjut mantan anggota DPRD Bali ini memaparkan bahwa pada kawasan yang direncanakan akan dibangun JBC tersebut, selain memiliki potensi wisata berbasis lingkungan, kawasan itu juga diakui menjadi salah satu obyek pariwisata alam bawah laut terbaik di dunia. “Jadi, saya jaga sekali dan tidak mau secara psikologi masyarakat terganggu dengan adanya kabel SUTET nantinya,” papar Suradnyana.
Sementara itu, ketua rombongan kunker yang dipimpin langsung Ketua Komisi VII DPR RI, H. Gus Irawan Pasaribu, SE.Ak, MM, CA., yang ditemui usai rapat menyatakan, Bali secara keseluruhan memiliki tingkat pertumbuhan energi sangat tinggi, tetapi kapasitas energi saat ini stagnan pada jumlah pembangkit yang ada. Menurutnya, dengan adanya rencana pembangunan Interkoneksi Jawa-Bali, setidaknya hal itu dapat menambah pasokan energi listrik selain yang dihasilkan oleh PLTU Celukan Bawang.
Selain itu, suply BBM dan gas di Bali harus diperhatikan ketersediannya. Karena, jika ada permasalahan yang terkait dengan pasokan energy di Bali, dipastikan gaungnya sampai ke dunia Internasional.
“Melihat tingkat pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Bali, maka harus ada satu solusi jangka panjang. Harus juga melihat peluang lain untuk menambah pembangkit di Bali, dan PLN pun sudah memiliki Road Map tentang kelistrikan di Bali,” pungkas Gus Irawan. (stu)