8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Bupati PAS Kukuhkan Pengurus Kelompok Wanita Pengrajin “Santi Budaya” Tigawasa

Admin prokomsetda | 20 Agustus 2019 | 248 kali

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST didampingi Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Buleleng Ny. Aries Sujati Suradnyana mengukuhkan kelompok wanita pengrajin “Santi Budaya” Banjar Dinas Dangin Pura Desa Tigawasa, pada Selasa (20/8).

Seiring telah dikukuhkannya kelompok pengrajin “Santi Budaya”, ini merupakan wadah berkumpulnya para pengrajin di Banjar Dinas Dangin Pura dalam rangka memberdayakan dirinya. “Melalui kelompok ini juga, nantinya mampu membangun ekonomi masyarakat melalui produksi kerajinan khas tigawasa yang bernilai jual tinggi”, tutur PAS

Diakui PAS bahwa Desa Tigawasa memiliki segudang potensi yang tentunya bisa dimanfaatkan oleh warga desa guna meningkatkan kesejahteraan. Seperti anyaman adalah salah satu potensi yang memiliki daya tarik seni tersendiri dan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. “Mengingat Desa Tigawasa merupakan salah satu sentra anyaman bambu terkenal di Buleleng’, ungkapnya.

Suami dari Ketua DEKRANASDA Buleleng ini juga sangat yakin kelompok wanita pengrajin tersebut mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam menganyam serta terlatih, sehingga prosesnya dapat dikerjakan dengan cepat dan memuaskan. “Apapun kendala dan masalah yang terjadi dalam berkarya, saya berharap dapat dibahas dan dicari solusinya oleh pengurus”, tambah PAS.

Selanjutnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Drs. Ketut Suparto, MMA., yang ditemui usai acara mengatakan bahwa dengan adanya pengukuhan kelompok wanita yang bergerak dibidang bambu ini nantinya dapat mengkoordinir anggotanya di dalam memproduksi dan pemasaran pun dilakukan melalui kelompok.

“Sehingga harga yang didapatkan nantinya adalah harga yang sesuai kesepakatan kelompok”, ungkap Suparto.

Suparto juga menghimbau kepada pengurus yang baru saja dikukuhkan, mengingat di Tigawasa ini adalah sentra atau pusatnya pengrajin bambu dan saat ini sudah ada dua kelompok pengrajin lainnya yakni “bambu alam dan Karya bambu”. “Kedepannya antara kelompok dapat berkumpul menjadi satu sembari berbagi pengalaman, baik dalam hal produksi maupun pemasaran dan tidak bersaing khusunya dalam hal harga”, imbuhnya.



Ditanya terkait pembinaan kelompok kerajinan, Suparto menjelaskan bahwa para pengrajin sebelumnya telah diajak magang di Banyuwangi – Jawa Timur, pelatihan dari Kementerian Perindustrian, Pelatihan sulam pita yang dilaksanakan oleh Dinas Perindutrian dan UMKM Buleleng, dan pelatihan produksi dari PNPM Mandiri serta ditampilkan di berbagai event dan pameran seperti dalam PKB lalu.

“Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan inovasi agar kreativitas produksi dapat berkembang guna memenuhi keinginan konsumen”, jelas Suparto. (Stu)