Seluruh desa di Buleleng yang terdiri dari Satgas Gotong Royong dan Satgas Relawan diinstruksikan untuk menyiapkan tempat isolasi di masing-masing desa. Nantinya, tempat isolasi ini akan dijadikan untuk tempat para pelaku perjalanan luar negeri dan daerah transmisi lokal di Indonesia.
Instruksi tersebut terungkap saat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng yang juga Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST saat memberikan keterangan pers melalui video conference dari Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Sabtu (11/4).
Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Buleleng Nomor 140/266/SE/DPMD/2020 yang terbit pada tanggal 10 April 2020. Menurut Agus Suradnyana, ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Buleleng.
Ini dilakukan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari luar negeri dan juga pelaku perjalanan dari daerah lain. Mengingat dari data provinsi pada tanggal 9 April 2020, dari 12 yang positif, sembilan diantaranya merupakan PMI. “Kita tidak memiliki masalah dengan para PMI. Mereka itu pahlawan devisa. Mungkin secara tidak disengaja terpapar virus. Sehingga ketika dia sampai di desa, kita isolasi lagi selama 14 hari di tempat tersendiri. Ini untuk kesehatan dan keselamatan bersama,” jelasnya.
Isolasi yang dilakukan di desa dianggap lebih efektif. Mengingat siapapun yang datang akan melapor ke Satgas Gotong Royong maupun Satgas Relawan. Desa akan mengetahui siapapun yang datang dan dipantau hingga ke tingkat dusun. Teknisnya nanti bisa memakai ruang SD, gedung, ataupun hotel bisa disewa. Semua yang baru datang dari luar negeri akan diisolasi disana. Jika ada gejala klinis, puskesmas di desa setempat akan mengambilnya. Apabila di rapid test hasilnya positif, dirawat ke rumah sakit dan nantinya di tes swab. “Mereka yang baru datang ini sehat. Tidak ada sakit. Ada bidan desa yang memantau. Kalau ada gejala klinis, puskesmas akan mengambil. Kami sudah distribusikan APD ke puskesmas-puskesmas. Sekarang seninya atau cara pemerintah desa saja bagaimana caranya. Bisa melibatkan komunitas untuk membantu penyediaan tempat ataupun makanan,” ujar Agus Suradnyana.
Untuk perkembanganan penanganan Covid-19 di Buleleng, pasien positif yang dirawat di Buleleng masih tetap berjumlah satu orang. Sedangkan, pasien positif yang dirawat di luar Buleleng berjumlah dua orang. Satu orang dirawat di RSUD Bali Mandara Denpasar dan satu orang dirawat di RSUPTN Udayana Denpasar. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah masih berjumlah satu orang yaitu PDP 10. PDP 10 masih idrawat di RS Pratama Giri Emas dan menunggu hasil lab swab kedua.
Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang bergejala tetap berjumlah dua orang. Terdapat penambahan satu ODP dan pengurangan satu ODP. Pengurangan satu ODP yaitu dari SPN Singaraja sudah sehat dan masa pantaunya berakhir. Penambahan terjadi satu ODP yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia dengan gejala demam dan sesak. Hasil rapid test ODP ini negatif dan saat ini sedang isolasi mandiri.
Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif masih tetap 163 orang dimana selesai masa pantau sejumlah 137 orang dan karantina mandiri sejumlah 26 orang.
Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi lokal di Indonesia. (tanpa gejala). Jumlah kumulatifnya adalah 1.684 orang dimana 715 orang diantaranya sudah selesai masa pantau 14 hari. Sisa yang masih dipantau oleh Puskesma sampai saat ini berjumlah 969 orang dengan rincian pekerja kapal pesiar 326 orang (berkurang 10 orang dari sebelumnya), TKI lainnya enam orang (berkurang empat orang), WNA tiga orang (berkurang satu orang dari sebelumnya), pulang dari luar negeri dan lain-lain tetap lima orang serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia tetap berjumlah 629 orang. (dra)