Desa Pakraman Runuh menjadi duta Kecamatan Buleleng dalam ajang lomba Desa Adat, Subak Abian, dan Desa Sadar Lingkungan tahun 2019. Penilaian dilaksanakan, Senin (1/7) pagi dipimpin Kepala Dinas Kebudayaan Drs. Gede Komang,M.Si. Penilaian yang dipusatkan di Pura Desa, Desa Pakraman Runuh ini dibuka Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG.
Untuk tahun 2019, penilaian Lomba Desa Adat, Lomba Subak dan Lomba Desa Sadar Lingkungan digabung dalam satu kegiatan. Desa Pakraman Runuh merupakan desa kedua yang dinilai setelah Desa Julah, Kecamatan Tejakula yang dilakukan beberapa hari lalu. Penilaian ini dimulai sejak tanggal 26 Juni 2019 dan berakhir pada akhir Bulan Juli.
Penggabungan ketiga lomba ini dilakukan untuk efisiensi, terutama efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Drs. Gede Komang,M.Si. menurutnya, melalui lomba tersebut masyarakat yang menjadi sasaran akan dapat mengimplementasikan apa yang mereka kerjakan untuk selanjutnya dilaksanakan sehari-hari.
“Kalau dulu kan lomba ini dipisah sehingga memerlukan banyak biaya. Nah saat ini sesuai dengan petunjuk Bapak Bupati dan Bapak Wakil lomba ini akhirnya digabung toh hasilnya juga sama untuk kemajuan dan pembangunan Desa,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG mengatakan, dengan adanya lomba Desa adat ini, Pemkab Buleleng menekankan Desa adat untuk menjalankan konsep Tri Hita Karana. Dengan adanya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat, nantinya Desa Adat akan diatur secara fundamental dan komprehensif mengenai berbagai aspek berkenaan dengan desa adat di Bali untuk menguatkan kedudukan, kewenangan, dan peran desa adat.
“Dengan adanya Perda nomor 4 tahun 2019 ini, Desa Adat akan benar-benar diberdayakan. Ini artinya Desa Adat bukan saja berperan sebagai objek tapi juga berperan sebagai subjek pembangunan,” jelasnya.
Untuk Lomba Desa Sadar Lingkungan ungkap Ketua Tim Desa Sadar Lingkungan (DSL), penilaian dilihat dari kesertaan masyarakat untuk memulai hidup sehat. Salah satunya dengan mengelola sampah diawali dari rumah tangga, mengedepankan program tiga R (reuse, recycle, reduce), yakni menggunakan kembali, mendaur ulang dan mengurangi timbunan sampah. Melalui penilaian DSL nantinya masyarakat melalui Desa Pakraman akan dapat memanfaatkan sampah yang diproduksi khususnya produksi sampah plastik. (JOZ)