Gelaran internasional yang bertajuk Lari Perdamaian atau Peace Run tahun 2019 kembali dihelat. Ajang yang sudah memasuki gelaran keempat ini kembali mempercayakan Kabupaten Buleleng sebagai tuan rumah. Desa Sudaji, Kecamatan Sawan yang terkenal dengan wisata dan alamnya menjadi tuan rumah untuk keempat kalinya pada tanggal 25 Januari 2019.
Hal tersebut terungkap saat Panitia Peace Run 2019 bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, MM melakukan audiensi dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Senin (21/1).
Ditemui usai audiensi, ZANZAN, founder dari OmUnityBali Desa Sudaji menjelaskan Peace Run ini sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2011, 2015, dan 2017. Peace Run diinisiasi oleh para murid Sri Chinmoy dan orang-orang spiritual dari seluruh dunia yang sebelumnya pernah datang ke Bali dan khususnya datang ke Desa Sudaji . “Saya bertemu mereka di Ubud pada tahun 2002 dan terus melakukan komunikasi untuk memperkenalkan Desa Sudaji sebagai salah satu desa dengan wisata spiritual,” jelasnya.
Digelarnya Peace Run di Desa Sudaji memberikan keuntungan tersendiri. Ajang ini digunakan sebagai wahana promosi khususnya Desa Sudaji sebagai daerah tujuan wisata spiritual dan Bali Utara pada umumnya. Para peserta dan juga orang-orang spiritual pada Peace Run ini ingin melihat tradisi di desa, kebersihan di desa, budaya dan hal lain yang tidak peserta lihat di daerahnya masing-masing. “Komunitas Desa akan menyambut semua peserta ini yang berasal dari 30 negara. Kurang lebih 200 orang,” ujar ZANZAN.
Sementara itu, Nyoman Sutrisna mengungkapkan pemerintah khususnya Dinas Pariwisata hanya sebagai mediator. PAda ajang ini, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang ditonjolkan. Dengan masyarakat yang bergerak, akar di tingkat bawah akan benar-benar memiliki kekuatan yang mumpuni. Dengan kekuatan tersebut, pariwisata akan bergerak berkelanjutan atau sustainable tourism. “Kami sebagai mediator akan mencoba menghubungkan masyarakat dengan desa dinas, desa adat, bahkan sampai ke pemerintah pusat. Kita mencoba juga untuk mempersatukan semuanya demi pengembangan pariwasata berbasis masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan sesuai dengan arahan Bupati Agus Suradnyana untuk menjaga kebersamaan, persatuan dan keamanan di Desa agar tetap terjaga pada saat ajang ini diselenggarakan. Hal tersebut dikarenakan Desa Sudaji memiliki nama besar dan potensi yang besar khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. Untuk itu, tiga hal tersebut harus dijaga dan dipertahankan. Di dalam Sapta Pesona, keamanan juga harus diperhatikan. “Oleh karena itu, tim di desa ditugaskan untuk mengkoordinasikan tiga hal tersebut dengan matang baik dengan aparat desa, tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten. Semua harus disinergikan,” pungkasnya. (dra).