Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Buleleng secara rutin menggelar pelatihan-pelatihan tenaga kerja yang bertujuan untuk menekan jumlah pengangguran di Buleleng dengan berbagai jenis pekerjaan yang ada.
Hal tersebut ditegaskan Sekretaris Disnaker Kabupaten Buleleng, Dewa Putu Susrama, S.Sos saat dihubungi via telepon, Kamis (7/11).
Sekdis Putu Susrama menegaskan Disnaker Buleleng secara rutin menggelar pelatihan keterampilan tenaga kerja secara gratis tiap tahunnya, melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja (UPTD BLK) Buleleng antara lain pelatihan otomotif, menjahit, spa, tat arias, las, processing hasil pertanian, instalasi listrik, pertukangan kayu, komputer, elektronik radio, dan juga ac split yang dilatih hingga memiliki skil service ac nantinya. Selain itu, pada bidang perhotelan, pihaknya juga telah melakukan pelatihan seperti housekeeping, tata hidangan, front office, administrasi perkantoran, bahasa mandarin, serta bahasa jepang. “Jadi semuanya dilakukan tanpa dipungut biaya, dan Pemkab Buleleng sendiri telah mengadakan MOU dengan Pemerintah Jepang untuk pekerja magang,” tegasnya.
Untuk peserta pelatihan yang ingin mengadu nasib ke luar negeri, masih kata Putu Susrama, pihaknya juga siap merekomendasikan agar bisa menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri yang bekerja sama dengan agen-agen resmi, baik yang ada di kabupaten Buleleng maupun di luar Buleleng, dalam proses pelatihan hingga keberangkatannya. Disnaker Buleleng selama ini telah banyak menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing di perusahaan swasta maupun membuat usaha sendiri, dan khusus untuk pekerja yang berangkat keluar negeri melalui agen yang bekerja sama dengan Disnaker Buleleng, tetap dalam pantauan Disnaker pada tiap kegiatannya. “Karena itu merupakan kewajiban bagi kami, kami pantau dalam hal keamanan, jaminan-jaminan, hingga pengupahannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kedepan Disnaker Buleleng akan tetap menciptakan terobosan baru dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran di Buleleng. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan konsolidasi antara pihak pemerintah dengan para pengusaha, karena tidak bisa dipungkiri bahwa angka pengangguran di Buleleng masih tergolong tinggi, walaupun persentasinya kecil yakni sebesar 1,95 persen dari angkatan kerjanya dan 5,6 persen jika dihitung secara nasional. “Saya rasa upaya yang dilakukan Pemkab Buleleng dalam menekan jumlah pengangguran cukup berhasil, karena pada Tahun 2018 lalu berhasil menyerap angkatan kerja sebanyak 12.000 orang, dan kami siap menyediakan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan perusahaan nantinya,” tutup Putu Susrama. (Rma)