Sebagai upaya dalam mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), puluhan ribu bibit tumbuhan mangrove ditanam di Buleleng, Bali secara padat karya. Program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) ini melibatkan dua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang ada di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak yakni Wana Segara dan Bunga Indah.
Penanaman bibit mangrove ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri (Wamen) LHK RI, Dr. Alue Dohong bersama dengan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda Buleleng, Putu Karuna yang dalam hal ini mewakili Bupati Buleleng, FKPD Kabupaten Buleleng, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Camat Gerokgak, Made Juartawan serta para petugas dari Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Jumat (23/10).
Usai melakukan penanaman bibit mangrove, Wamen Alue Dohong mengatakan luas lahan yang diberikan di Desa Sumberklampok yakni delapan hektar. Dengan total 100 hektar untuk Provinsi Bali. Penanaman yang dilakukan secara padat karya ini ditujukan agar dapat membantu perekonomian warga setempat yang terdampak pandemi Covid-19 hingga saat ini. Selain itu juga untuk menambah populasi tumbuhan mangrove.
“Sementara untuk tahun ini 100 hektar dulu untuk di Bali, dengan anggaran Rp2,6 miliar. Selama tiga bulan kedepan diharapkan KUBE yang bekerjasama dengan TNBB ini dapat mengelola dan memelihara tumbuhan ini dengan baik, saya harapkan bisa tumbuh seratus persen,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Putu Karuna mengungkapkan program ini dapat memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan di Kabupaten Buleleng. Dengan cara padat karya seperti ini, kelompok yang melakukan penanaman juga diberikan upah harian. Sehingga dapat membantu dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan terus mendorong keberhasilan program-program yang ada, baik itu dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga pemerintah daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar-Bali, Dr. Ir. Titik Wurdiningsih menjelaskan secara umum kondisi populasi mangrove di Bali saat ini tergolong baik dibanding daerah lain. Hanya beberapa titik saja yang mengalami kerusakan. Penyebab terjadinya kerusakan mangrove tersebut dikarenakan adanya sampah yang menutup akar napasnya, alih fungsi, hama dan faktor lainnya.
“Semoga masyarakat dapat menjaga mangrove ini agar nantinya tujuan untuk menjadikan eko wisata mangrove di daerah ini bisa terwujud. Selain itu, tumbuhan mangrove juga dapat menjadi benteng pantai untuk menghalang ombak besar atau tsunami,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Ketua KUBE Bunga Indah Desa Sumberklampok, Bakri mengatakan jumlah anggota yang melakukan penanaman yakni 25 orang untuk kelompok Wana Segara, dan 29 orang dari kelompok Bunga Indah. Per kelompok mendapatkan masing-masing 48 ribu bibit. Program ini sangat membantu perekonomian warga khususnya para nelayan. Semakin banyak tumbuhan mangrove akan memudahkan penangkapan ikan.
“Harapan kami kedepan dapat menyediakan bibit sendiri dengan memanfaatkan mangrove yang sudah ada disini,” tutupnya. (Rma)