Parade Gong Gebyar Wanita oleh Sanggar Seni Wahana Santhi Desa Umajero Kecamatan Busungbiu menjadi andalan saat menghadapi Kota Denpasar di Pekan Kesenian Bali XLI Tahun 2019. Penampilan Tari Kreasi berjudul "Merdana Menari" Ini adalah bentuk penghormatan terhadap seniman Ketut Merdana, yang membawa karakter kemapanan tradisi dan subtansi karya progresif menjadi andalan Duta Buleleng di atas pentas.
Hal ini diungkapkan langsung Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Komang, M.Si saat menyaksikan Pentas yang bertempat di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Art Centre - Denpasar, pada Senin (8/7) malam kemarin.
Gede Komang mengakui Kontruksi komposisi musik Merdana Menari digarap secara minimalis dengan konsep
Minimax yakni, memanfaatkan satu melodi line yang bersumber dari melodi pokok wiranjaya serta diberikan penekanan aksentuasi yang menjadikan karya ini kian apik.
Para penabuh gong dan para penari adalah anak-anak remaja yang dibina melalui sanggar seni dengan semangat tinggi, sangat progresif dan menjadi andalan Buleleng. "Dapat dilihat saat pentas, anak-anak kita tampil sangat memukau dan tidak mau kalah dari Denpasar", ungkap Gede Komang.
Mantan Kepala Dinas Sosial ini juga menambahkan, Pemerintah Kabupaten Buleleng sangat mengapresiasi karya-karya seniman masa lalu. "Selain memiliki garapan yang apik, ini juga menjadi sebuah penghargaan terhadap para seniman Buleleng khususnya tokoh seniman dari Barat", tambah Gede Komang.
Dirinya merasa bangga, penampilan Tari Merdana Menari ini menjadi pamungkas dalam parade Gong Gebyar Wanita dari Buleleng dan mendapat apresiasi oleh dewan juri. "Ini akan terus dikembangan, melihat keterbatasan anggaran bukan jadi kendala untuk jadi andalan di atas pentas", tutup Gede Komang. (Stu)