Edukasi Sadar Lingkungan (E-DARLING) di Kabupaten Buleleng melibatkan mahasiswa mancanegara dalam upaya menciptakan kesadaran dan partisipasi masyarakat, baik itu masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Buleleng dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Hal ini terlihat pada pelaksanaan Pasar Pangan Lokal yang diikuti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dan para pengerajin di Buleleng, serangkaian dengan Apel Krida dan senam sehat BPJS Kesehatan, bertempat di Lapangan Ngurah Rai, Taman Kota Singaraja, Jumat (22/11). Para mahasiswa dari Windesheim University turut berpartisipasi dalam penjualan berbagai macam barang hasil olahan sampah, dan ikut menerapkan E-DARLING kepada masyarakat.
Ditemui usai pelaksanaan pasar pangan lokal, ketua Bank Sampah Kalibukbuk Bersih (Kaliber) yang juga menjadi salah satu anggota Forum Komunitas Peduli Lingkungan di Kabupaten Buleleng, I Ketut Budiasa menjelaskan antusias masyarakat Buleleng untuk membeli produk hasil olahan dari sampah yang dihasilkan oleh komunitas tersebut sangat tinggi. Berbagai jenis sampah telah dihasilkan menjadi barang yang bermanfaat, salah satunya terbuat dari aluminium foil yang memiliki nilai ekonomis yang rendah, dapat diolah menjadi tempat pensil, gantungan kunci, dompet dan sebagainya. “Jenis sampah yang lain juga seperti kertas, koran, botol berbahan kaca dan kaleng bekas juga sudah kita manfaatkan,” jelasnya.
Melalui program E-DARLING ini, lanjut Budiasa sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi dapat diolah kembali. Untuk di Kabupaten Buleleng, dengan adanya Bank Sampah, terkait dengan pengolahan sampah tidak akan ada masalah lagi dan dalam hal ini masyarakat dapat membantu dalam memilah sampah di lingkungannya masing-masing. Program lain yang diterapkan yakni pembuatan kerajinan dengan bahan bekas atau recycle yang melibatkan anak-anak difabel setiap Hari Jumat bekerja sama dengan beberapa yayasan, kemudian Hari Sabtu diadakan bimbingan belajar gratis untuk anak-anak SD, cukup dengan membawa sampah anorganik saja. “Dan program terbaru kami yaitu tiap hari minggu kita ada Sanggar Tari Kaliber yang mengadakan les tari gratis juga, dengan nama tarian tari tukar sampah,” tambahnya.
Sementara itu, ditemui di lokasi yang sama, salah satu mahasiswa Windesheim University, Lorenzo Pareira asal Belanda mengungkapkan hal yang memotivasi dirinya untuk ikut peduli dengan lingkungan di Bali adalah adanya masalah sampah plastik yang memerlukan perhatian lebih untuk mengatasinya, dan program E-DARLING ini merupakan hal yang tepat untuk diterapkan. Sebelumnya ia telah mendapatkan pembelajaran gratis tentang penanggulangan sampah plastik di Desa Banyuseri, Kecamatan Banjar tiap Hari Rabu. “Selain itu juga saya dapat belajar bahasa inggris secara gratis di daerah Lovina,” pungkasnya. (Rma)