Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam mengembangkan potensi seni terlihat sudah mendapatkan hasil yang positif. Salah satunya pada pertunjukan Festival Seririt Budaya (Fesrida) yang kini telah memasuki kali keempat di Tahun 2019, berhasil menjadi pemicu dalam bertambahnya sanggar seni yang ada di Kecamatan Seririt.
Fesrida ke-4 Tahun 2019 mengangkat tema “Seririt Prabhaswara” yang artinya Seririt Bersinar Cemerlang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG ditandai dengan pemukulan gong, bertempat di Lapangan Umum Seririt, Rabu (28/8) kemarin.
Dalam sambutannya, Wabup Sutjidra mengungkapkan festival ini sudah berhasil membangkitkan kesenian tradisional maupun kesenian modern di Buleleng. Partisipasi masyarakat dari kalangan anak-anak hingga dewasa dinilai sangat tinggi dalam mendukung pelaksanaan pagelaran seni ini. Prasangka negatif dari sebagian kecil masyarakat Buleleng terkait dengan pelaksaan festival dapat ditepis dengan membuktikan perkembangan seni yang cukup pesat, salah satunya di Kecamatan Seririt. “Dilihat dari berkembangnya sanggar seni di Seririt ini, membuktikan bahwa pagelaran festival seni yang ada di Kabupaten Buleleng membawa dampak yang positif,” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan antusias warga dalam upaya mempertahankan warisan seni dan budaya terlihat sangat tinggi, salah satunya terbukti dengan semangat ratusan ibu-ibu yang berpartisipasi dalam menarikan tari penyambutan yakni tari pendet masal. Wabup Sutjidra juga memberikan apresiasi kepada pihak penyelenggara, karena dengan biaya yang tidak terlalu besar tersebut dapat menggelar pertunjukan seni yang sangat meriah, namun ia berpesan agar tidak mengurangi waktu pelaksanaan pada gelaran Fesrida selanjutnya. “Saya ingin para seniman di Buleleng, khususnya di Seririt ini agar diberikan ruang seluas-luasnya untuk bisa tampil dan menunjukkan bakat seninya masing-masing,”.
Sementara itu, Camat Riang Pustaka menjelaskan pelaksanaan Fesrida kali ini termasuk pelaksanaan yang lebih sederhana dibanding tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian, hal ini tidak mengurangi kualitas dari segi pertunjukan seni dan budaya di Kecamatan Seririt khususnya, terbukti dengan bertambahnya keberadaan sanggar seni di Seririt, yang mulanya hanya berada di Desa Bubunan, tetapi kini sudah mulai tumbuh di beberapa desa yang ada dan berkesempatan tampil pada pagelaran ini. Dana yang dikeluarkan jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena berbagai pertunjukan seni yang dipersembahkan, sebagian besar dilakukan oleh seluruh sanggar seni yang ada di Kecamatan Seririt. ”Jadi hal tersebut membuktikan geliat dan perkembangan seni dan budaya di Buleleng cukup pesat,” tutupnya. (Rma)