FESTIVAL LOVINA 2015
Admin prokomsetda | 29 September 2015 | 865 kali
Diikuti 270 Peserta, Mekorot Festival Berlangsung Meriah
Hari ketiga Lovina Festival 2015 dibuka dengan kegiatan Buleleng Mekorot Festival (BMF) yang dibuka Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di Pantai Kaliasem, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar Selasa (29/9). Hadir juga Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Wakapolres Buleleng, Kompol Michael Revelindo Risakotta serta kepala beberapa SKPD lingkup Pemkab Buleleng.
Walaupun dibawah terik matahari, Buleleng Mekorot Festival yang merupakan perhelatan yang kedua setelah tahun 2014 lalu berlangsung meriah. Ini dikarenakan selain masing masing perserta membawa suporter, juga disemarakkan oleh penampilan 6 sekeha beleganjut yang terus memberikan support kepada peserta yang bertanding. Event ini merupakan hasil kerjasama Junior Chamber Indonesia (JCI) Singaraja dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng yang dirangkaikan dengan kegiatan Lovina Festival 2015.
Kegiatan yang mengambil tema "Bertarung di Udara, Bersahabat di Darat" ini diikuti oleh 270 peserta dan berakhir Rabu 30/9. Menariknya, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tabanan ikut serta menyemarakkan lomba yang merupakan ciri khas permainan adu ketangkasan layang-layang di Bali utara.
Ketua Panitia BMF, Komang Widiadnyana menjelaskan Mekorot menjadi salah satu keunikan budaya yang harus dilestarikan di tengah-tengah gencarnya permainan modern berkembang sekarang. Mekorot juga sebagai budaya asli Buleleng, harus mampu dinikmati seluruh kalangan generasi. “Bersama rangkaian Lovina Festival, hari ini Buleleng Mekorot Festival untuk kedua kalinya di sepanjang pantai Kaliasem siap untuk dilaksanakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, penyelenggaraan cukup mudah dilakukan. Setiap tim melibatkan dua orang peserta. Di mana mereka bertugas menaikan layangan dan lainnya menggulung benang. Penggunaan layangan standar dalam mekorot berukuran 50 x 30 centimeter. Panitia sendiri telah mempersiapkan layang-layang untuk diadu mekorot. “Seleksi peserta mekorot dilakukan ketat, setiap pertandingan akan diadu 10-15 orang peserta, dan akan masuk final untuk dicari satu pemenang.
Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG bersama Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna tidak mau ketinggalan untuk ikut merasakan sensasi mekorot. Ditemui usai membuka lomba, Wabup Sutjidra mengungkapkan bahwa Buleleng Mekorot Festival ini merupakan upaya pelestarian budaya Buleleng. Dan pada tahun mendatang tidak menutup kemungkinan peserta seluruh Bali bahkan hingga ke Pulau Jawa dan Lombok "Bagaimana budaya Buleleng ini yang sangat dinamis, yang mengikuti perkembangan jaman. Melalui Buleleng Mekorot Festival ini, kita tunjukkan jati diri sebagai warga Buleleng yang sebenarnya. Marilah kita lestarikan budaya kita,” ungkapnya.
BMF tahun ini, pemenang akan mendapatkan cincin mekorot buatan seniman Ketut Dibia. Cincin mekorot adalah bentuk apresiasi terhadap pemenang BMF, dan setiap tahunnya akan diperebutkan peserta. Pantauan di lapangan , tidak sedikit wisatawan asing ikut bermain mekorot. Rata rata mereka adalah peserta Sail Lovina.