8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Forum Peduli Perempuan dan Anak Buleleng Dibentuk

Admin prokomsetda | 11 Mei 2015 | 1400 kali

Menindaklanjuti permasalahan perempuan dan anak yang menjadi perhatian masyarakat Kabupeten Buleleng. Khususnya mengenai isu dan kasus – kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Buleleng. Luh Putu Anggreni, SH mendirikan Forum Peduli Perempuan dan Anak Buleleng ( FPPAB. Dalam audensi bersama Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Sp.OG senin 11/5, Luh Putu Anggreni, SH mengatakan Bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buleleng sangat marak terjadi, “ Pergaulan bebas anak remaja Buleleng yang berkembang menjadi kasus seksual terhadap anak, kasus kehamilan yang tidak diinginkan, perkawinan anak dibawah umur dan adopsi anak. Selain masalah pergaulan bebas maraknya juga pekerja seks anak ( CO ) di Buleleng yang diakibatkan keadaan ekomoni Buleleng yang sangat rendah, Gaya Hidup masyarakat Buleleng, dan kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua”paparnya.

Sebagai Ketua FPPAB , Luh Putu Anggreni mengaku telah memiliki 26 anggota.. Dirinya berharap semua permasalahan dapat di aspirasi agar tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak Buleleng bisa berkurang. Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Sp.Og  menjelaskan  bahwa mekanisme penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak  di Buleleng selama ini sudah berjalan dengan adanya Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak (P2TPA).

Di temui terpisah, Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan ( KB-PP) Dr.Ni Made Sukarmini menjelaskan upaya perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan di Buleleng  dalam 3 ranah perlindungan yaitu upaya pencegahan, upaya penanganan dan upaya pemberdayaan. “Tidak hanya terfokus pada mekanisme dan upaya penanganan terhadap korban tetapi juga memberikan arahan terhadap upaya pencegahan terjadinya kekerasan perempuan dan anak serta bagaimana memberdayakan korban kekerasan sehingga mereka lebih berdaya dan tidak lagi rentan terhadap terulangnya kekerasan” ulasnya.