8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Gelar Pentas Joged Mebarung Upaya Kembalikan Pakem Joged

Admin prokomsetda | 10 Agustus 2019 | 160 kali

 
Hari ke 4 pagelaran Buleleng Festival (Bulfest) yang ke-7 dimeriahkan dengan pertunjukkan Joged Mebarung Sekeha Joged Giri Ulangun Desa Lemukih dan Joged karya remaja Desa Sari Mekar.
 
Ide digelarnya pertunjukkan joged ini tidak semata-mata sebagai pertunjukkan biasa, melainkan upaya mengembalikkan  Pakem Joged Bumbung yang belakangan ini tergerus zaman dan identik negatif dimata para penikmat joged.
 
"Disisi lain joged merupakan warisan senin para leluhur dan karya apik seniman terdahulu yang wajib dijaga pakemnya", ungkap Sekretaris Dinas Kebudayaan Drs. I Made Sudiarba usai pentas Joged yang bertempat di Wantilan Sasana Budaya, pada Jumat (9/8) kemarin.
 
Menurutnya, melalui pentas ini menampilkan Joged yang sudah sesuai pakemnya. "Saya dapat melihat sendiri, malam ini pertunjukkan sangat meriah dan sangat menghibur penonton, serta antara penari dan pengibing ada batasanya.
 
Salah satu contohnya Joged yang ditampilkan yakni berjudul "Putri Cening Ayu" dan penarinya adalah para regenerasi penari joged sanggar seni karya remaja sebagai bentuk keberlanjutan generasi penari joged yang tetap pada pakem tari joged yang ada.
 
"Pembinaan terus dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, seperti pentas malam ini adalah salah satu bentuk pembinaan langsung", tambah Made Sudiarba.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Kesenian Drs. Wayan Sujana sebagai salah satu seniman juga mengatakan bahwa Joged sesungguhnya adalah salah satu hiburan rakyat yang sudah banyak perkembangan. Dapat di simak dari penampilan pakaian, awalnya para penari joged ini hanya menggunakan kebaya biasa saja. 
 
"Namun, saat ini para penari joged sudah berkreasi, salah satunya modifikasi pakaian yang mempadu-padankan dengan pakaian para penabuh Gong Gebyar", ungkap Sujana.
 
Dari sisi penabuh dan musik juga sudah di modifikasi, tetapi secara keseluruhan ada batasannya dan tidak keluar dari pakemnya. "Zaman boleh berubah, namun nilai orisinal seni dan aturan dalam pertunjukkan tetap pada pakemnya", pungkas Sujana.
 
Gelaran ini ditutup dengan penyerahan hadiah berupa dorprize kepada para penonton yang berhasil menjawab beberapa pertenyaan seputar pelakasanaan Bulfest dan Gong Gebyar Mebarung Dangin Njung Dan Dauh Njung.(Stu)