Sejumlah rancangan busana bermotif endek ditampilkan dalam Buleleng Endek Carnaval (BEC) tahun 2016 yang tahun ini merupakan BEC yang ketiga kali. BEC tahun ini mengambil Tema “Metamorfosis Endek Den Bukit” yang arti sesungguhnya adalah perubahan bentuk. Makna implementatif dari metamorphosis ini adalah adanya dinamika per endekan khususnya Endek Buleleng. Dinamika ini melingkup penggalian potensi yang ada, diversifikasi pemanfaatan dan inovasi, kreasi serta proses imaginasi kreatif pemanfaatan endek di masa akan datang. Sebanyak 34 peserta carnaval berlomba merebutkan perolehan uang pembinaan dan piagam penghargaan sebagai sarana untuk memotivasi peserta carnaval berinovasi dan berkreasi sesuai Tema BEC.digelarJumat (5/8) yang digelar disepanjang jalan Ngurah Rai Singaraja.
Selain Carnaval juga ditampilkan Pawai Pembangunan dengan personil lebih kurang 800 orang. Pawai pembangunan menampilkan potensi lokal yang menjadi keunggulan wilayah dimasing – masing kecamatan baik potensi seni budaya maupun potensi sektoral sebagai modal dasar pembangunan.
BEC dibuka secara resmi oleh Bupati Buleleng Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di damping Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna. Turut hadir Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng Ny. Aries Suradnyana beserta wakilnya Ny. Ayu Wardhany Sutjidra, Putri Indonesia Tahun 2013 Whulandary Herman, FKPD Kabupaten Buleleng, dan juga SKPD lingkup Pemkab Buleleng.
Sementara Bupati Suradnyana menjelaskan, tujuan dari pelaksanaan BEC ini untuk menggali potensi daerah Buleleng yang besar. Sehingga, mampu menghasilkan nilai tambah yang maksimal. Menurutnya, endek Buleleng sebenarnya sudah ada cukup
lama. Namun, lantaran terbatasnya promosi, membuat endek Buleleng kurang dikenal aecara luas. Padahal, endek Buleleng tidak kalah dengan endek dari wilayah lainnya.Sesuatu yang mutlak harus dilakukan, dengan memahami potensi yang ada dan itu bisa menjadi peluang.
Ditemui usai acara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan BEC yang ketiga ini secara tema sudah sangat mengena, dan nantinya agar lebih berinofasi lagi. “BEC tahun ini sudah sangat mengena dan diharapkan tahun depan agar lebih berinofasi lagi bukan hanya endek saja, mungkin juga bisa songket,” ujarnya.
Ketua Panitia BEC, Gede Dharmaja mengatakan, BEC tahun ini menampikan busana endek khas Buleleng yang tentunya memiliki kualitas dan seni sangat tinggi. Menurutnya, endek saat ini sedang digemari masyarakat luas, bahkan kain endek bukan saja dipakai untuk pakaian yang bersifat religius melainkan juga dibuat dengan model perkantoran dan model lainnya. Untuk itu, lanjut kata Dharmaja yang juga Kepala Bapeda ini, melalui BEC ini masyarakat Buleleng bisa memahami akan potensi Buleleng terutama endek, yang harus dilestarikan dan dikembangkan yang mengikuti dengan perkembangan zaman.”Hasil karya dipadukan dengan tiga konsep yakni masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Paduan ini, kombinasi karya elegan dengan kombinasi tradisi yang adiluhung. Kini Endek menjadi semacam trend di semua sebagai busana yang baik,”kata Dharmaja.
Download disini