8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Hari Raya Nyepi Di Tengah Serangan Corona, Bupati PAS Ajak Masyarakat Perkuat Catur Brata Penyepian

Admin prokomsetda | 21 Maret 2020 | 506 kali

 

Hari Raya Nyepi Tahun Ҫaka 1942, tahun 2020 ini dihadapkan pada situasi dimana semakin merebaknya Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona. Menghadapi kondisi ini, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST mengajak umat Hindu untuk memperkuat pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Selain bagian dari pelaksanaan Sradha dan Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pelaksanaan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungaan, dan Amati Lelanguan menjadi langkah yang sangat relevan untuk dilaksanakan guna mencegah penyebaran Virus Corona lebih meluas.

 

Dikatakan Bupati Suradnyana, apa yang menjadi himbauan dari Pemerintah saat ini sebenarnya bagian dari salah satu pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Sosial Distancing misalnya, kata Suradnyana, hal itu merupakan implementasi dari Amati Lelungaan, dimana masyarakat diharapkan untuk menghindari bepergian ke luar rumah guna menjaga jarak atau menghindari kontak dengan orang lain.

 

Amati Lelanguan juga, itu kan larangan untuk berpesta, berfoya-foya, atau bersenang-senang. Saat ini pemerintah kan menghimbau untuk menghindari kumpul-kumpul, acara ramai-ramai, atau pesta-pesta. Itu kan untuk menghindari kontak dengan orang lain juga. Nah, hal ini Saya rasa relevan sekali untuk kita laksanakan saat ini, di tengah semakin merebaknya virus Corona, ” kata Suradnyana, di Singaraja, Jumat (20/3).

 

Lebih lanjut PAS, panggilan akrab Agus Suradnyana, mengatakan, pemerintah juga sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak bekerja di luar rumah, kecuali sangat mendesak. Bila dikaitkan dengan Brata Penyepian¸hal itu bisa dikatakan sebagai bagian dari Amati Karya. Meskipun, lanjut PAS, Amati Karya yang seutuhnya adalah tidak bekerja atau berativitas sama sekali. Namun, himbauan itu masih relevan dengan Brata Amati Karya, utamanya untuk mengurangi bahkan tidak beraktivitas di luar rumah.

 

“Intinya adalah mari kita jadikan momentum Nyepi tahun ini sebagai upaya secara massif untuk mengurangi, bahkan menghilangkan sama sekali penyebaran Virus Corona ini, khususnya di Bali. Walaupun Brata Penyepian hanya kita lakukan sehari, tetapi paling tidak satu hari itu bisa membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Virus Corona,” tambahnya.

 

Sementara, Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG  mengatakan, kendati pelaksanaan hari raya Nyepi kali ini dihadapkan pada situasi pandemi Corona, dirinya mengajak umat Hindu untuk tidak mengurangi Sradha dan Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Meskipun dalam beberapa rangkaian upacara Nyepi ada himbauan untuk membatasi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaannya.

 

“Saya rasa himbauan PHDI terkait adanya pembatasan jumlah orang yang terllibat dalam upacara melasti dan sebagainya, itu tidak mengurangi makna pelaksanaan Yadnya kita. Mari kita indahkan himbauan Pemerintah dan lembaga Umat Hindu demi kepentingan kita bersama,” kata Sutjidra.

 

Pada hari sipeng nanti, Sutjidra mengajak seluruh umat Hindu untuk Mulat Sarira dalam menghadapi wabah Corona saat ini. Mulat Sarira dimaksudkan untuk evaluasi diri sejauh mana umat Hindu mencintai diri dan lingkungannya.

 

“Dalam menjalankan Brata Penyepian nanti, saya juga mengajak seluruh umat Hindu untuk mulat sarira. Mari refleksi diri sejauh mana kita sudah menjaga kesehatan diri dan lingkungan,” pungkas Sutjidra***(tri)