8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Hindari Genangan Air dan Upaya Penyuburan Tanah, Disperkimta Buleleng Genjot Pengembangan Biopori

Admin prokomsetda | 22 Mei 2020 | 488 kali

 

Dinas Perumahan, Wilayah Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimta) Buleleng saat ini menggenjot pengembangan biopori. Pengembangan ini dimulai dari areal kantor Disperkimta Buleleng. Biopori diketahui memiliki banyak manfaat seperti menghindari genangan air dan juga untuk menyuburkan tanah.

Biopori merupakan langkah yang sangat sederhana untuk menghindari genangan air.Termasuk di areal kantor dan juga tingkat rumah tangga. Mengingat areal perkantoran Disperkimta Buleleng berada lebih rendah dari ruas jalan, biopori ini sangat berguna untuk menghindari genangan air atau banjir. Pembuatan biopori ini juga sebagai upaya penataan halaman Disperkimta. “Kita garap sebanyak 20 titik biopori untuk menghindari genangan air. Selain itu juga untuk menyuburkan tanah,” jelas Kepala Disperkimta Buleleng, Ni Nyoman Surattini, ST saat ditemui di ruang kerjanya dan didampingi Sekretaris Disperkimta, Ir. Nyoman Suarjana, Jumat (22/5).  

Surattini mengungkapkan, penerapan biopori ini akan digenjot lagi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Buleleng. Sampai saat ini, ada beberapa titik biopori yang sudah terpasang di RTH-RTH yang ada. Seperti di Yuwana Asri. Namun, biopori yang sudah diterapkan di RTH lebih terstruktur dan lebih besar. “Nanti di RTH Bung Karno juga akan dipasang. Sampai saat ini Adi Yuwana Asri ada tiga titik dan di Ngurah Rai ada lima titik. Tapi itu lebih luas dan lebih terstruktur,” ujarnya.

Sementara itu, Nyoman Suarjana menyebut biopori ini mengambil alih peran dari daerah tangkapan air atau catchment area. Ketika catchment area menyempit karena betonisasi ataupun pavingisasi, air tidak pernah masuk ke dalam tanah dan mengalir begitu saja. “Oleh karena itu, kita genjot pengembangan atau penambahan titik biopori sehingga bisa melindungi dan melestarikan lingkungan. Utamanya, di RTH-RTH yang kita punya,” sebutnya.

Mantan Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng ini menambahkan pembangunan biopori yang ramah lingkungan akan terus digenjot perkembangannya. Starter di lubang biopori juga ditambah sehingga kemampuan meresap air lebih tinggi karena ada aktivitas mikroorganisme didalamnya. “Karena lapisan bawah tanah di kedalaman 30 sentimeter ke bawah sudah merupakan sub soil yang bukan gembur lagi. Tapi tatkala kita sudah membuat biopori ini, dalam satu meter tanah bisa gembur karena aktivitas mikroorganisme didalamnya. Sehingga fungsi utama biopori adalah mengurangi genangan air dan juga meresap air untuk tanah kelestarian lingkungan,” tutup Suarjana. (dra)