Memperingati Hari Uang Tahun (HUT) TNI ke-75 tahun 2020, Komando Distrik Militer (Kodim) 1609/Buleleng menggelar donor darah untuk terapi Plasma Konvalesen oleh para penyintas Covid-19 di Buleleng. Terapi Plasma Konvalesen digunakan untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang kritis dan bergejala berat.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Kodim (Dandim) 1609/Buleleng, Letkol Inf. Muhammad Windra Lisrianto saat ditemui di Kantor Bupati Buleleng, Kamis (1/10).
Windra Lisrianto menjelaskan donor darah plasma convalescent ini dilakukan oleh pasien umum dan juga anggota TNI yang pernah terpapar Covid-19 dan sudah sembuh. Donor dilakukan mengingat ada 776 pasien covid-19 di Buleleng yang sudah sembuh. Kodim 1609/Buleleng mencoba untuk mengajak para penyintas Covid-19 tersebut untuk mendonorkan darahnya sebagai bahan terapi Plasma Konvalesen. “Ini sangat membantu untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang sedang dalam kondisi kritis,” jelasnya.
Pendekatan pun sudah dilakukan oleh pihak Kodim 1609/Buleleng. Dari pendekatan tersebut sudah didapatkan 24 orang penyintas Covid-19 yang berkenan untuk mendonorkan darahnya. Kodim 1609/Buleleng akan terus melakukan pendekatan sehingga nantinya bisa mencapai 30 orang pendonor dari Buleleng. Ada juga dari prajurit TNI dari Kodim 1609/Buleleng sebanyak tiga orang. “Bupati Buleleng juga berkenan untuk memberikan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor,” ujar Windra Lisrianto.
Untuk efektivitas, Windra Lisrianto menuturkan bahwa terapi Plasma Konvalesen sudah dilakukan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Hasilnya memang menunjukkan hal yang positif. Terapi ini tidak diberikan kepada pasien yang tidak bergejala namun kepada pasien yang bergejala berat atau kritis. Berdasarkan keterangan dari dokter, dari 450 cc darah yang diambil, yang dipakai hanya 20 sampai 45 cc untuk disuntikkan ke pasien Covid-19. “Ini menjadi satu-satunya harapan di tengah pandemi ini dan vaksin belum ditemukan,” tuturnya.
Ada beberapa persyaratan bagi pendonor Plasma Konvalesen. Efektifnya adalah dari umur 20 tahun sampai 50 tahun. Khusus untuk perempuan tidak pernah hamil. Untuk yang sudah pernah hamil, darahnya tidak bisa diambil untuk terapi Plasma Konvalesen. Ini dikarenakan ada teori kedokteran tentang antibodi atau antigen dari perempuan yang sudah pernah hamil tidak bisa digunakan. “Untuk sementara karena waktu terbatas kita ambil dari klaster-klaster yang memang mudah untuk kita kontak,” kata Windra Lisrianto.
Windra Lisrianto menambahkan donor akan dilakukan pada hari Sabtu, 3 Oktober 2020 di Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat IV Singaraja. Buleleng merupakan kabupaten/kota ketiga di Bali yang melaksanakan setelah Denpasar dan Klungkung. Pada tanggal 3 Oktober 2020, dilakukan screening darah terlebih dahulu. Setelah itu, pada hari Minggu, 4 Oktober 2020, pengambilan darah dilakukan. “Dilakukan screening terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada penyakit seperti HIV dan penyakit-penyakit lainnya. Jangan sampai pendonor menularkan penyakit lain,” pungkasnya. (dra)