Kabupaten Buleleng, Bali dikenal sebagai daerah yang acap kali mengalami bencana alam. Oleh karena itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng menggelar pelatihan Manajemen Tanggap Darurat Bencana (MTDB) kepada pelaku Satuan Penanganan Bencana (Satgana) yang ada.
Pelatihan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati yang juga Ketua PMI Buleleng I Nyoman Sutjidra di Aula STAHN Mpu Kuturan, Singaraja, Senin (23/11).
Sutjidra menjelaskan pelatihan diberikan untuk meningkatkan profesionalisme pelaku Satgana di Kabupaten Buleleng. Ini diperlukan mengingat Buleleng sering kali menghadapi bencana alam. Terlebih lagi, saat ini juga menghadapi bencana non alam. Semuanya harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. “Kemarin juga terjadi bencana puting beliung dan longsor. Mereka para pelaku Satgana garda terdepan yang hadir membantu masyarakat yang memerlukan,” jelasnya.
Ada beberapa penekanan yang diberikan dalam pelatihan kali ini. Tiga hal penting yaitu Knowledge, Attitude, dan Practice (KAP). Knowledge berarti para peserta mendapatkan pengetahuan atau ilmu. Di samping mendapatkan ilmu, attitude atau tingkah laku peserta harus baik. Harus tulus membantu dalam misi kemanusiaan. Selain itu, practice atau praktek di lapangan juga diberikan. Bagaimana manajemen penanggulangan bencana dipraktekkan saat pelatihan. “Jadi, keterampilan-keterampilan mereka diasah melalui praktek. Sehingga bisa tulus dan professional dalam menjalani kegiatan-kegiatan kemanusiaan di Buleleng,” ujar Sutjidra.
Sutjidra pun mengungkapkan peningkatan kapasitas SDM Satgana di Buleleng tentunya dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana. Perlengkapan sudah ditambah melalui dana hibah dari Pemkab Buleleng. Dibantu pula dengan dana yang terkumpul dari Bulan Dana PMI yang telah dilakukan. “Dua sumber ini sangat membantu operasional yang diperlukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pembina Pendidikan dan Latihan (TP2L) PMI Buleleng Made Mahendra Gautama menyebutkan bagaimana peserta melakukan tanggap darurat suatu bencana juga ditekankan dalam pelatihan kali ini. Peserta melatih diri dengan spesialisasi masing-masing. Dalam satu tim, ada yang ahli dalam pertolongan pertama, logistik, dan juga manajemen pengungsian. Para peserta akan belajar standar minimum yang diperlukan. “Begitu ada bencana, ada pengungsian, apa yang harus dipersiapkan. Standar minimum itu yang disiapkan,” sebutnya.
Dirinya menambahkan praktek juga dilakukan di tempat pelatihan. Jika sebelum pandemi covid-19, panitian akan mencari tempat sesungguhnya atau di alam. Namun, karena situasi pandemi dan menjaga imun tubuh peserta, praktek dilakukan di areal tempat pelatihan. Untuk pembuatan tenda, lapangan di sekitar areal juga dipinjam. “Bagaimana membuat roadmap pengungsian dan manajemen tanggap darurat lainnya,” imbuh Mahendra Gautama.
Pelatihan MTDB kepada Satgana ini akan berlangsung selama enam hari dari tanggal 23-28 November 2020. Diikuti oleh 23 orang peserta yang berasal dari Korps Suka Rela (KSR) PMI Unit Markas Kabupaten Buleleng dan empat unit KSR PMI Perguruan Tinggi di Buleleng. (dra)