Guna menjaga kebersihan di kawasan Pura Pulaki dan sekitarnya, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST menyebutkan melalui Dinas Lingkungan Hidup akan menyumbangkan satu unit mobil sampah. Mobil sampah ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk menjaga lingkungan khususnya di area UMKM agar tetap bersih.
Hal tersebut diungkapkannya pada saat Pengukuhan Pengurus Pengempon Pura Pulaki lan Pesanakan Ida yang diselenggarakan di Pura Agung Pulaki, Kecamatan Gerokgak, Selasa (19/3).
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan kepada para pengurus pengempon yang baru agar memperhatikan hal selain parahyangan. Salah satunya adalah penataan parkir agar memberikan manfaat juga kepada UKM yang ada di sekitar Pura Pulaki. Selain itu, pembangunan tempat penyimpanan air yang cukup juga diperlukan untuk menjaga kebersihan serta kesucian pura. Dananya nanti akan di back up oleh Pemkab Buleleng sebesar Rp 1 Milyar. “Ini saya lakukan untuk menjaga kesan spiritual di daerah ini,” jelasnya.
Dirinya juga akan memberikan satu unit mobil sampah untuk mengangkut sampah-sampah di sekitar areal Pura Pulaki. Pembuatan penyimpanan air dan sumbangan mobil sampah ini sebagai upaya-upaya agar Pura Pulaki lan Pesanakan Ida menjadi contoh yang baik terkait kebersihan. Pemedek dan juga pengempon dengan kebersihan ini bisa merasakan senang atau hening saat ngaturang yadnya. “Sembahyang menjadi tenang ketika sudah bersih,” ujar Agus Suradnyana.
Harapan untuk mengakselerasi kesejahteraan masyarakat Buleleng yang berawal dari Kecamatan Gerokgak juga diungkapkan Bupati Agus Suradnyana. Namun, tekanan-tekanan datang untuk merusak Kecamatan Gerokgak ini. Seperti pembangunan SUTET yang direncanakan dulu. Dengan sekuat tenaga Bupati Agus Suradnyana melawan karena kawasan sekitarnya merupakan kawasan pariwisata dan spiritual. “Saya tetap ngotot hingga akhirnya pada RTRW Bali yang baru, SUTET dihapus. Itu saya lakukan untuk menjaga Kecamatan Gerokgak,” ungkapnya.
Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini juga mengatakan banjir di Pemuteran sudah diupayakan melalui Balai Wilayah Sungai (BWS). Upaya itu dilakukan mengingat wewenangnya ada di pemerintah pusat melalui BWS. Dirinya juga berpikir kalau Pemkab Buleleng sendiri boleh memperbaiki, hal tersebut akan diprioritaskan mengingat Pemuteran menjadi sumber devisa pariwisata. “Namun saying BPK tidak memperbolehkan. Oleh karena itu, saya upayakan melalui BWS. Saya pasti prioritaskan,” tutup Agus Suradnyana. (mha)