Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Komang, M.Si mengunjungi ibu Halimatus Sakdiyah, 44 berasal dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur yang melahirkan di Rumah Sakit (RS) Karya Dharma Husada, Singaraja. Gede Komang diutus oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG untuk menemui ibu tersebut untuk mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial bahwa ibu ini tidak mampu untuk membayar biaya rumah sakit dan ditelantarkan oleh pihak rumah sakit. Gede Komang juga melaksanakan pertemuan dengan pihak rumah sakit di Aula RS Karya Dharma Husada, Rabu (18/5).
Berdasarkan pantauan dari Gede Komang dan juga klarifikasi dari pemilik Yayasan Karya Dharma Husada (KDH) yang juga pemilik RS dengan nama yang sama, Gusti Rai Sukerti, pihak rumah sakit tidak ada menelantarkan pasien maupun bayi ini. Selama di rumah sakit, pasien tetap diberi makan dan bayinya tetap diberikan susu. Tidak seperti yang ada di informasi di media sosial, yang menyebutkan bayinya tidak mendapatkan susu setiap harinya. “Kami tetap memberikan pelayanan pasien dan bayi ini. Kami tidak ada menelantarkan bayi ataupun pasien yang disebutkan. Apalagi kami juga mempunyai yayasan yang juga concern terhadap persoalan sosial,” ungkap Rai Sukerti.
Rai Sukerti menjelaskan awalnya ibu yang akrab disapa Halimah ini datang bersama suaminya, Suwono yang berasal dari Banyuwangi. Karena identitas ataupun KTP nya masih KTP Jawa, Suwono memutuskan untuk masuk sebagai pasien umum. Dia bersikeras bisa membayar biaya yang dibebankan. Namun setelah ditunggu, pembayaran belum juga dilakukan. Suwono mengaku masih menunggu kiriman dari keluarganya di Jawa. Namun sampai saat ini belum juga diterima. “Kami juga sudah terus menunggu pembayarannya. Namun sampai saat ini belum ada hingga ada oknum yang menyebar informasi yang tidak benar ke media sosial,” jelas Rai Sukerti.
Rai SUkerti juga menambahkan Yayasan KDH maupun RS KDH mempunyai program yang diperuntukkan bagi pasien kurang mampu. Biaya perawatan dan juga biaya obat diberikan potongan harga bagi pasien yang kurang mampu. Jikapun sama sekali tidak bisa membayar, pihak yayasan yang akan membayar ke manajemen rumah sakit. “Kami akan bantu jika pasien tersebut jujur dan benar-benar tidak punya. Nanti yayasan yang akan membayarkan ke rumah sakit. Tidak hanya di RS KDH ini saja melainkan di seluruh RS. Kami juga mengajak yayasan-yayasan lain, LSM, ataupun forum yang peduli terhadap permasalahan sosial untuk duduk bersama dan mendiskusikan bantuan yang akan diberikan,” imbuhnya.
Ditemui usai pertemuan, Gede Komang menjelaskan kunjungan ini merupakan suatu kepedulian Pemkab Buleleng di bawah kepemimpinan Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra. Kepedulian dari sisi kemanusiaan ini tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan. Menurutnya, pembiayaan akan ditanggung oleh yayasan-yayasan seperti Yayasan KDH sendiri, Sekaa Demen Buleleng Social Community (BSC), dan yayasan lain. “Ya kebetulan ada yayasan dan juga sekaa demen yang juga hadir pada pertemuan hari ini. Nanti untuk pemulangannya kita yang handle. Hal tersebut dikarenakan pasangan ini membawa banyak masalah yaitu identitas yang tidak jelas dan juga perkawinan pasangan ini tidak tercatat oleh Negara,” tandas Gede Komang.
Download disini