Terbatasnya prasarana gedung yang saat ini dimanfaatkan sebagai Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab.Buleleng tidak mempengaruhi kinerja personilnya secara keseluruhan. Di tengah keterbatasan kantor yang ditempati tersebut, personil penanggulangan bencana itu tetap menjaga semangat kerjanya dalam menuntaskan tugas-tugas kemanusiaan yang diembannya.
Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kab.Buleleng Ida Bagus Suadnyana seusai menerima kunjungan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra,Sp.OG di Kantor BPDB Buleleng, Rabu (10/4). Menurutnya, semangat kebersamaan antar pegawai selama ini menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas personilnya di lapangan.
Selain itu, Suadnyana juga menjelaskan bahwa hampir sebagian besar tugas-tugas penanggulangan bencana itu ada di lapangan. Sehingga, meskipun adanya keterbatasan gedung kantor yang digunakan sekarang, hal itu tidak berpengaruh terhadap kinerja stafnya di lapangan.
“Pekerjaan kami lebih banyak sekitar di lapangan. Di kantor hanya sifatnya menunggu, administrasi, dan sebagainya,” katanya.
Namun demikian, mantan Kasatpol PP Buleleng ini mengakui bahwa memang masih ada sedikit keterbatasan dalam hal sarana prasarana. Sampai saat ini BPBD Buleleng belum memiliki alat berat yang secara khusus bisa dimanfaatkan untuk menangani longsor. Sedangkan untuk kendaraan operasional sendiri dikatakannya masih mencukupi.
“Ketika ada kejadian kami bisa membagi diri, mobil operasional Sekretaris dan Kalak bisa digunakan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wabup Sutjidra tidak menampik bahwa rata-rata permasalahan yang dihadapi oleh instansi di Buleleng adalah keterbatasan gedung kantor. Menurutnya, adanya moratorium untuk membangun gedung kantor saat ini juga menjadi salah satu alasan untuk tidak membangun gedung baru di Buleleng.
Melihat kondisi gedung kantor BPDB secara khusus, Wabup asal Desa Bontihing ini menilai bahwa instansi ini harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan representatif. Hal itu mengingat tugas-tugas penanggulangan bencana yang cukup berat, sehingga perlu sarana dan prasarana yang baik. Diakuinya, beberapa fasilitas kantor BPBD saat ini masih perlu ditingkatkan lagi.
“Ruang untuk pertemuan tidak ada, kemudian gudang untuk penyimpanan alat-alat juga tidak tersedia. Ini akan kami laporkan kepada Bapak Bupati untuk mendapat perhatian,” ucapnya.
Wakil Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini akan melakukan pengkajian untuk melakukan pemindahan kantor BPBD ke tempat yang lebih representatif. Dirinya akan melihat terlebih dahulu sejumlah SKPD yang memiliki tupoksi relatif lebih ringan, dengan gedung kantor yang lebih luas. Sehingga, nantinya kantor tersebut bisa ditukar pemanfaatannya dengan BPBD.
“Kami akan diskusikan terlebih dahulu, mana kantor-kantor SKPD yang memungkinkan untuk ditukar (dengan BPBD). Karena kalau di (kantor) BPBD ini dengan kegiatan yang tinggi (dianggap) sudah tidak memadai lagi,” tambahnya.
Dinilaianya, kondisi tersebut bisa saja mempengaruhi kinerja pegawai BPBD secara umum. Kendati demikian, Wabup Sutjidra berharap seluruh personil penanggulangan bencana itu tetap semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Mengingat tugas pokok yang mereka laksanakan merupakan salah satu wujud misi kemanusiaan.***(tri)