Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di Kabupaten Buleleng, Bali siap dioperasikan dan menerima spesimen dari rumah sakit yang ada.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa saat ditemui usai pengecekan kesiapan dan kedatangan mesin PCR di RSUD Buleleng, Selasa (10/11).
Gede Suyasa menjelaskan secara fisik, pengoperasian laboratorium PCR sudah sangat siap. Bahkan, teknisi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) datang hari ini untuk meyakinkan bahwa semua bisa berjalan dengan baik. Bantuan 1000 reagen untuk proses PCR juga sudah tiba yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. “Sehingga sudah bisa beroperasi. Tinggal menunggu tenaga teknis untuk memastikan operasionalnya,” jelasnya.
Secara uji fungsi fisik, sudah selesai dilakukan. Sekarang, tinggal uji mesin PCR yang akan dilakukan pada siang ini. Uji fungsi fisik tersebut yakni mengenai kelayakan dari ruangan yang disediakan. Apakah ruangannya sudah tersikulasi dengan baik, sekat-sekat ruangannya sudah aman, kemudian kesiapan kelistrikan di ruangan yang akan dijadikan laboratorium PCR. “Itu sudah clear. Tinggal mesin PCR yang diuji. Mesin PCR diberikan oleh BNPB sehingga yang memastikan uji mesin tersebut adalah teknisi dari pemerintah pusat. Hari ini mereka datang,” ujar Gede Suyasa.
Lebih lanjut, Gede Suyasa memaparkan proses ijin operasional dibantu oleh pihak Pemprov Bali. Dengan begitu, dalam waktu dekat laboratorium PCR di RSUD Buleleng sudah bisa menerima spesimen hasil pengambilan dari publik. Termasuk pasien-pasien yang dimiliki oleh RSUD Buleleng sendiri. Dimungkinkan juga spesimen dari rumah sakit swasta yang ada di Buleleng bisa diterima oleh laboratorium PCR RSUD Buleleng. “Rumah Sakit swasta juga bisa mengirim spesimen untuk dilakukan pemeriksaan di RSUD Buleleng,” paparnya.
Sementara itu, disinggung mengenai pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM), Direktur RSUD Buleleng Putu Arya Nugraha menyebutkan penambahan SDM harus melihat tren kasus yang ada. Jika kasusnya bertambah signifikan, Pemkab Buleleng tentunya selalu mendukung RSUD Buleleng. Khususnya mengenai kecukupan SDM dengan adanya rekrutmen. “Yang pasti, pemerintah selalu mendukung. Salah satunya ya mengenai penambahan SDM untuk uji PCR ini,” sebutnya.
Ia menambahkan, ada beberapa hal pula yang menjadi kendala dalam rekrutmen. Salah satunya adalah kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR). Saat ini, banyak yang sudah selesai pendidikan namun belum memiliki STR. Jika menggunakan semua SDM yang ada, khawatirnya pasien non covid lain yang perlu penanganan laboratorium menjadi terhambat. Sehingga, penambahan SDM bersifat fleksibel dan melihat kebutuhan. “Saya sendiri menilai dukungan pemerintah sangat bagus. Cuma karena kami bekerja di teknis medis yang sangat detail, memang tidak bisa terlalu cepat. Perlu perhitungan yang matang,” pungkas Arya Nugraha. (dra)