8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Lestarikan Adat dan Budaya Bali, Wabup Sutjidra Ajak Krama Terapkan KB Bali

Admin prokomsetda | 15 Juli 2019 | 372 kali

Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra mengajak krama Desa Pakraman untuk senantiasa melestarikan adat dan budaya Bali. Salah satu bentuk pelestarian dimaksud adalah dengan menerapkan Keluarga Berencana (KB) empat anak, atau yang sering disebut sebagai KB Bali.
 
Ajakan itu disampaikan Wabup Sutjidra di hadapan ratusan Krama Desa Pakraman Sumberkima dan Krama Subak Sumber Sari, Deda Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Senin (15/7).
 
Menurutnya, KB empat anak itu bukanlah sebuah larangan. Hanya saja, perlu perencanaan yang baik dengan mengatur jarak lahir anak. Sehingga, setiap anak bisa terpenuhi kecukupan gizi, kesehatan, serta pendidikannya saat usia sekolah.
 
"Nah, ini agar disosialisasikan kepada Krama semua. Agar Ketut itu tidak punah. Sekarang saja nama Nyoman sudah mulai langka, apalagi Ketut," terang Sutjidra.
 
Selain menyerukan KB empat anak, pejabat asal Desa Bontihing ini juga menyoroti fenomena pernikahan dini di kalangan generasi muda, khususnya bagi perempuan. Katanya, remaja putri yang berusia di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mengalami kehamilan. Karena, pada usia tersebut organ reproduksi wanita belum matang secara sempurna.
 
"Bila terjadi pembuahan, di dalam itu (rahim) pasti tidak sempurna juga. Akibatnya, pertumbuhan janin dalam kandungan juga tidak akan sempurna," jelasnya.
 
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, usia terbaik bagi kehamilan adalah antara 20-35 tahun, atau yang lebih dikenal sebagai usia produktif. Untuk itu, para orang tua diminta agar memberikan pemahaman yang baik bagi putra-putrinya, sehingga tidak mengalami pernikahan dini.
 
Dalam melestarikan adat dan budaya, Sutjidra juga menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia orang Bali, sebagai pelaku adat dan budaya itu sendiri. Hal itu menurutnya sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa generasi muda saat ini harus memiliki SDM yang berkualitas sebagai modal dalam membangun bangsa.
 
"Jadi, semua harus direncanakan. Mulai dari sebelum menikah, pada saat hamil, sampai dengan melahirkan, dan ketika anak menjadi Balita, itu harus terus mendapat perhatian yang baik," tutupnya.***(tri)