Belakangan ini masyarakat Buleleng dibuat mengeluh dengan harga beras yang tinggi, ini disebabkan karena stok beras di Kabupaten Buleleng menipis. Beberapa waktu lalu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST bersama Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Kopdagprin) Ir. Made Arnika melakukan sidak ke pedagang pasar, gudang beras, dan beberapa tempat penggilingan padi. Putu Agus membenarkan bahwa stok beras di Buleleng memang menipis sehingga harga beras jadi meningkat. Namun setelah itu, Pemkab Buleleng langsung mencarikan solusi agar keperluan beras di Kabupaten Buleleng bisa tercukupi.
Untuk mengatasi harga beras yang meningkat, Pemkab Buleleng melalui Diskopdagprin mengadakan Operasi Pasar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Operasi Pasar yang dimaksud adalah memberikan beras dengan harga yang murah. Harga beras yang diberikan senilai Rp. 7.500 dan beras miskin (Raskin) seharga Rp. 1.600 perkilo. Pemberian beras dengan harga murah ini cukup menarik perhatian dari masyarakat. Pasalnya harga beras di pasaran yang berkisar Rp. 12.000 sangat berbeda jauh dengan harga beras di operasi pasar kali ini.
Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra,Sp.Og yang hadir saat Operasi Pasar di Kecamatan Busungbiu jumat pagi (6/3) mengatakan ini merupakan antisipasi dari Pemkab Buleleng untuk menyikapi kenaikan harga beras. Ia menegaskan harga beras di pasaran saat ini sudah mulai turun karena stok beras di Kabupaten Buleleng sudah bisa mencukupi kebutuhan Masyarakat Buleleng. “sekarang harga beras di pasaran sudah mulai menurun karena stok beras yang ada sudah mencukupi untuk 2 bulan kedepan” tegasnya. Wabup Sutjidra mengatakan Pemkab Buleleng selalu memantau harga sembako tetap stabil. “Kami terus memantau harga sembako di Kabupaten Buleleng agar tetap stabil” katanya. (JOZ)