8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

OPTIMALKAN PRODUKSI IKAN DAN PERTANIAN DENGAN POLA MINA PADI

Admin prokomsetda | 19 November 2020 | 331 kali

Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng untuk mengoptimalkan lahan sawah agar mampu mendorong peningkatan produksi terus dilakukan. Salah satu upaya tersebut diantaranya melalui program Mina Padi. Pola tanam mina padi adalah penggabungan antara budidaya ikan dan pertanian. Kali ini, Pemkab Buleleng melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan dan Dinas Pertanian menebar bibit ikan nila di lahan pertanian Dusun Mandul, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kamis (19/11). Ada sebanyak 8000 ekor benih ikan nila yang ditebar dilahan pertanian tersebut.  

Pola tanam mina padi ini diyakini dapat menyuburkan lahan sawah dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara. Selain itu, Padi yang dihasilkan adalah padi organik yang lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida kimia. Secara ekonomis, budidaya mina padi dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah karena selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mencegah alih fungsi lahan sawah. Budidaya minapadi dapat diusahakan oleh pembudidaya ikan/petani dengan teknologi yang sederhana dan terus berkembang.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng Gede Melandrat, SP saat ditemui usai melakukan penebaran benih ikan. Ia menyebutkan, program ini merupakan gagasan dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST dalam rangka meningkatkan produksi padi dengan pola mina padi dan pemasangan jaring diatas tanaman padi agar produksi tidak terganggu oleh hama burung.

“Kegiatan ini tidak terlepas dari gagasan Bapak Bupati yang menginginkan pemanfaatan lahan pertanian yang dapat menciptakan peningkatan produktifitas pertanian dan perikanan,” ujarnya.

Gede Melandrat menuturkan, dari 8000 ekor benih ikan nila yang ditebar, akan mampu menghasilkan 1 ton ikan nila dalam waktu 6 Bulan.

“Tentunya ini membawa dampak yang baik dan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat petani,” tuturnya.

Dikatakannya, dipilihnya Desa Panji sebagai tempat pelaksanaan mina padi, karena Desa Panji memiliki sistem irigasi atau subak yang cukup baik dari sudut pengelolaan air.

“Airnya belum terkontaminasi, budidayanya masih ramah lingkungan dan nantinya beras yang dihasilkan pun beras yang bebas dari pestisida,” imbuhnya.

Ia pun menyampaikan jika ada desa lain yang ingin melakukan pola mina padi, pihaknya siap mendukung.

“Kalau ada desa lain yang juga memiliki debit air yang cukup baik, memiliki kelayakan, dan ingin melakukan pola mina padi, kami siap melakukan kegiatan yang sama,” katanya.

Gede Melandrat menambahkan, Desa Panji perlu didorong untuk bisa menggerakan sektor pertanian di kawasan pinggiran Kota Singaraja.

“Produksi ikan masih rendah dibandingkan konsumsi ikan, sehingga ikan masih kami datangkan dari daerah lain seperti Jembrana. Kalaupun misalnya Desa Panji mau mengolah kami akan bantu karena ini juga bagian dari tupoksi kami,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan, selama ini olahan ikan air tawar masih sedikit di Singaraja. Padahal menurutnya, kalau sampai ikan menjadi olahan itu sangat baik, karena mampu mendapatkan kontribusi hasil yang lebih baik.

“Sekarang tinggal memberikan pelatihan cara packing yang baik agar lebih menarik masyarakat untuk membeli,” katanya.

Untuk pemasaran olahan ikan, dirinya mengaku siap untuk memfasilitasi petani atau UMKM yang ingin memasarkan hasil olahannya. Ia menuturkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan memiliki kegiatan pada gelar pangan lokal.

“Kegiatan kita juga termasuk mendorong ekonomi mikro yang ada di desa. Jadi kegiatan yang sudah kami lakukan seperti gelar pangan lokal yang isinya produk dari UMKM, KWT, dan Kelompok Tania atau kelompok masyarakat desa. Ini merupakan salah satu ruang untuk mengapresiasi masyarakat dan mendorong masyarakat untuk bisa memasarkan produknya di daerah perkotaan,” pungkasnya. (JOZ)