Parade budaya sapi gerumbungan yang di suguhkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng pada Twin Lake Festival (TLF) 2019 mampu memukau ratusan penonton yang memadati pelataran Pura Gubug Tamblingan, jumat,(5/7) pagi.
peserta sapi gerumbungan yang notabene para petani begitu bersemangat mengikuti agenda tahunan TLF yang dikemas oleh pemkab buleleng ini. Sejumlah wisatawan asing juga tampak serius menyaksikan jalannya atraksi yang dibawakan oleh empat baga (kelompok) sapi gerumbungan tersebut.
Kadis Pariwisata Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna,MM mengatakan, empat baga yang mengikuti atraksi budaya sapi gerumbungan ini adalah dari baga selatan yaitu desa Pedawa, Desa Panji, Desa Kalianget dan dari Buleleng sendiri. “ Karena ini parade kan cukup menampilakan beberapa baga saja “ ujarnya usai kegiatan.
Lebih jauh Sutrisna mengatakan, tujuan dari digelarnya atraksi sapi gerumbungan ini adalah untuk mengangkat lokal genius melalui atraksi yang ada di masing-masing baga sehingga nantinya mampu memberikan dampak yang baik terhadap kehadiran para turis baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu untuk tahun-tahun mendatang sapi gerumbungan tidak lagi dikemas dalam bentuk parade melainkan akan dijadikan perlombaan.“ Lebih kenceng lagi untuk kita promosikan, bahwa sapi gerumbungan merupakan cirikhas Kabupaten Buleleng “ tambahnya.
Ketut Wijana, Salah seorang peserta atraksi sapi gerumbungan mengatakan, proses dalam membentuk sapi gerumbungan untuk siap ditampilakan harus melewati beberapa tahapan seperti dilatih berlari sesuai dengan arah yang ditentukan, kemudian sapi harus selalu dalam kondisi sehat dan bersih serta bebas dari gangguan serangga seperti lalat dan sejenisnya. “Tiap enam bulan harus di suntik ke pak dokter” jelasnya.
Ditambahkan Wijana pada atraksi yang diselenggarakan dinas pariwisata ini cukup bagus karena selain mempertahankan warisan budaya leluhur kegiatan semacam ini juga mampu menarik kedatangan para wisatawan untuk berkunjung ke buleleng sehingga pariwisata yang ada di buleleng dapat bersaing dengan daerah wisata lainnya yang ada di bali. Untuk atraksi kali ini, menurut Wijana, ada beberapa hal yang masih kurang, seperti tempat penyelenggaraan atraksi sapi gerumbungan yang kurang datar dan jumlah sapi yang didatangkan kurang banyak.” Kalau di Kaliasem tempatnya sudah baik, apalagi di padang galak baik sekali tempatnya “ pungkasnya.(Smd)