8970900930
prokomsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Pasar Seririt di Kawasan Segitiga Emas Mulai Normal

Admin prokomsetda | 02 Maret 2017 | 421 kali


Sejumlah pedagang mulai berbenah, mendirikan los dan kios di dua lantai di Pasar Seririt yang sudah selesai dibangun. Salah satu pasar tertua di Buleleng ini sempat terbakar Kamis 3 Juli 2014 silam.

Setelah itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) APBD Propinsi Bali kembali membangun pasar ini di tahun 2016. Proyek revitalisasi ini dikerjakan selama 180 hari kalender dari tanggal 31 Mei 2016 sampai dengan 26 November 2016. Pasar Seririt ini konon menampung sekitar 1200 kios.

Transaksi di Pasar Seririt selama ini juga memang cukup tinggi, maklum saja lokasi pasar ini merupakan daerah yang sangat strategis. Menurut para pedagang, lokasinya berada di kawasan segitiga emas yang melayani konsumen dari tiga wilayah kecamatan di Buleleng, Yakni masyarakat dari Kecamatan Banjar, Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Gerokgak, dan bahkan sebagian wilayah Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.

Salah satu pedagang, Nyoman Oka, adalah salah satu pedagang yang sudah berjualan di Pasar Seririt secara turun-temurun. Orang tua Oka berjualan pakaian di pasar ini, dan keluarga mereka sebenarnya asli dari Kabupaten Tabanan. Di Pasar Seririt, memang cukup terkenal dan cukup banyak warga Tabanan yang berjualan pakaian. Rata-rata warga Tabanan yang berjualan di Pasar Seririt merupakan warga dari Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri.

Mereka berjualan di Pasar Seririt sejak Pasar Seririt ini berdiri diera tahun tujuh puluhan hingga saat ini, mewarisi profesi pedagang dari orang tua mereka.

Bahkan, Oka juga tahu persis, terjadi beberapa kali kebakaran di Pasar Seririt. Namun kebakaran pada 3 Juli 2014 tersebut adalah yang terbesar. Pasar Seririt menurutnya pasar yang lekat dengan catatan kebencanaan. Pada saat gempa menghantam Seririt, pasar ini juga sudah ada namun areanya masih kecil.

Menurutnya, sejak pertama kali berdiri hingga sekarang, Pasar Seririt ini selalu menjadi lokasi transaksi ekonomi rakyat yang sangat stabil.

Kata Oka, transaksi jual beli di Pasar Seririt ini memang menghandalkan masyarakat konsumen dari tiga wilayah kecamatan serta sebagian dari daerah Pupuan, serta dari wilayah Kecamatan Seririt. Namun begitu, biasanya ada saja bulan-bulan tertentu terjadi transaksi yang lesu.

“Kalau pada bulan 2, bulan 4 dan bulan 5 adalah bulan yang sepi transaksi disini. Pada bulan itu biasanya dipengaruhi musim panen di tiga wilayah ini. Kecamatan Banjar dan Busungbiu adalah penghasil pertanian, jika daerah ini mulai masa panen maka transaksi ekonomi di pasar ini sangat tinggi. Begitupun dari Kecamatan Gerokgak, biasanya kalau panen tambaknya bagus juga akan mempengaruhi transaksi pasar di bulan itu juga,” terang Oka, saat ditemui koranbuleleng.com Rabu 1 Maret 2017.

Ya, biasanya mulai bulan 6 (Juni) hingga bulan 1 (Januari), sejumlah wilayah di tiga wilayah ini selalu menjalani masa panen lahan pertanian dan perkebunan. Di Bulan Juni hingga Nopember, warga di wilayah Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Banjar bagian atas selalu menjalani masa panen Cengkeh, kopi dan sejenisnya. Pada Bulan Oktober hingga bulan Januari, warga biasanya menjalani masa panen buah-buahan. Begitupun warga dari Kecamatan Gerokgak juga mengalami masa panen tambak pada bulan-bulan itu. Siklus musim ini ternyata sangat berpengaruh terhadap tingkat transaksi di Pasar Seririt.

“Lokasi Pasar Seririt ini memang menjadi lokasi yang sangat strategis, kalau istilah kerennya ini wilayah segitiga emas. Transaksi ekonomi cukup tinggi dari tiga wilayah itu,” katanya.

Pasar Seririt memang menjadi salah satu tumpuan mata rantai ekonomi di Kecamatan Seririt. Suasana kota Kelurahanini juga cukup hidups etiap harinya karena dampak perputaran transaksi ekonomi yang cukup tinggi.

Di Kota gempa ini, sejumlah bank ternama membuka kantor-kantor cabang kas. Mulai dari Bank Pemabngunan Daerah (BPD) Bali, Banik BNI, Bank Mandiri, BCA, BRI, serta sejumlah bank swasta ada disini membuka cabang. Apalagi bank-bank perkreditan rakayat atau BPR juga bertebaran di kota ini.

“Seririt walaupun luas wilayah kotanya sangat kecil, namun suasana kotanya hidup. Saya kira kondisi ini banyak dipengaruhi Pasar Seririt juga. Malam harinya pun begitu, pasar senggol tetap buka hingga malam hari. Tidak salah juga, banyak bank yang buka cabang disini,” ujar seorang warga masyarakat, Nyoman Suka Mandala.

Kini, Pasar Seririt mulai aktif seperti kondisi semula. Pembangunan pasar yang menelan dana hingga Rp.14,5 miliar sudah mulai beroperasi. Beberapa waktu lalu, Pasar Seririt sudah menjalani upacara pemlaspasan sesuai dengan prosesi agama hindu.

Sementara itu salah satu pedagang yang ditemui pada acara pemelaspas tersebut, Komang Anita Rini mengungkapkan rasa senangnya dengan kondisi dan situasi Pasar Seririt yang kembali dibangun pasca terbakar 2014 silam.

Sejumlah blok di Pasar Seririt kini dilengkapi pompa hydrant untuk meminimalisir potensi kebakaran.

Dibeberapa sudut blok Pasar Seririt juga dilengkapi dengan pompa hydrant untuk meminimalisir potensi bencana kebakaran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Anita Rini juga senang bisa berjualan kembali di tempat yang lebih bagus karena pemerintah memoles pasar ini lebih modern. Kini tanggungjawab semua pihak untuk terus menjaga fasilitas sertya kebersihand i dalam pasar sehingga transaksi pasar bisa berlangsung aman dan nyaman. “Saya sangat senang dengan tempat baru ini. Kondisinya lebih bagus dan bersih. Sekarangtanggungjawab kita semua untuk menjaga dan merawat fasilitasnya dnegan baik, jaga pula kebersihannya,” tutup Anita Rini.

Revitalisasi Pasar Gerakkan Ekonomi Rakyat

Revitalisasi pasar saat ini sedang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng. Bahkan, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST mengeluarkan kebijakan revitalisasi pasar rakyat di masing-masing kecamatan. Kebijakan ini dikeluarkan sebagai upaya untuk lebih menggerakkan ekonomi rakyat dan juga memberikan rasa nyaman kepada pedagang maupun pembeli di pasar.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG saat menghadiri pemelaspas Pasar Seririt yang baru selesai direvitalisasi, Sabtu 25 Pebruari 2017. Pasar Seririt adalah salah satu pasar yang direvitalisasi karena mengalami kebakaran pada tahun 2014 lalu.

Sutjidra menjelaskan kebijakan revitalisasi pasar di masing-masing pasar rakyat di satu kecamatan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa pasar yang akan direvitalisasi, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik itu pedagang dan pengunjungnya.

Oleh karena itu, revitalisasi pasar juga akan menjadi program utama di tahun 2017 ini. “Jadi tahun ini ada dua pasar rakyat yang akan direvitalisasi yaitu di Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sukasada. Revitalisasi dilakukan secara bertahap,” jelas Sutjidra.

Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG meninjau bangunan PAsar Seririt serta menghadiri upacara pemlaspasan beberapa waktu lalu.

Revitlaisasi Pasar Seririt menghabiskan biaya sebesar Rp 14,5 Milyar yang berasal dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali. Pemerintah berharap suasana baru Pasar Seririt mampumeningkatkan kualitas dan kuantitas sarana perdagangan serta mendukung kelancaran distribusi pangan.

“Pasar rakyat ini juga memiliki peranan yang strategis baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya,” imbuh Sutjidra.

Sementara Kepala PD Pasar Kabupaten Buleleng, I Gde Putu Satwika Yadnya, M.Sc mengatakan pembagian los di Pasar Seririt masih sama seperti sebelumnya sebelum terjadi tragedi kebakaran.

Masing-masing los sudah diatur dalam zona-zona berdasarkan komoditi. Sehingga, dengan hanya mengembalikan pada zone-zone tersebut tentunya pemindahan pedagang dari pasar darurat ke pasar yang baru tidak ada kesulitan.

Semua pedagang sebelumnya semua mendapat tempat sesuai dengan ukuran, tempat dan komoditi yang dijual. Namun ada beberapa tempat yang diambil alih oleh PD Pasar dikarenakan wan prestasi oleh pedagang yang tidak memenuhi kewajibannya. Los-los itu akan kembali dipasarkan ke masyarakat melalui metode kontrak. “Pembagian los sudah memakai sistem seperti yang terdahulu. Sedangkan tempat yang dimiliki PD Pasar akan dipasarkan kembali melalui metode kontrak,” ujarnya.

Lokasi yang sama seperti dahulu juga diakui oleh sejumlah pedagang seperti Nyoman Oka. Tidak ada yang berubah,luas kios yang dimiliki sama seperti dulu. “Tidak ada yang berbeda, luas kiosnya masih seperti dulu,posisi penempatan juga sama. Paling hanya bergeser beberapa milimeter saja karena perbedaan pemasangan rolling door saja,” ujar Oka.

Sumber : koranbuleleng.com