Pasca Bencana, Akses Jalan Segera Diperbaiki, Bupati PAS Bawakan 2 Ton Beras Dan 5.000 Sak Semen
Admin prokomsetda | 26 Januari 2016 | 515 kali
Pasca bencana banjir bandang yang melanda beberapa titik Kecamatan Gerokgak, Bupati Buleleng, mendatangi dua lokasi terparah, Yakni Dusun Musi, Desa Musi dan Dusun Tri Amertha, Desa Penyabangan, pada Selasa (26/1) siang . Kedatangan pemangku kebijakan di Buleleng tersebut pun langsung disambut oleh korban banjir bandang yang meminta akses jalan di dusun mereka segera diperbaiki, agar aktifitas kembali normal. Dalam kesempatan tersebut Bupati atas nama Pemkab Buleleng membawa 2 ton bantuan beras dan 5.000 sak semen.
Dari kunjungan tersebut, Bupati Agus Suradnyana didampingi dengan pimpinan instansi terkait di lingkup SKPD Buleleng, mulai memaping, kebutuhan dan pembenahan yang harus dilalkukan segera. Diantaranya adalah perbaikan akses jalan. Perbaikan fasilitas umum tersebut menurut warga setempat merupakan hal yang sangat mendesak.
Karena selama ini, akses jalan digunakan untuk mendukung roda perekonomian warga setempat. Apalagi saat ini, sejumlah warga di dua desa tersebut, banyak kehilangan harta benda termasuk rumah mereka. “Kami mohon kepada bapak Bupati, agar jalan dulu yang diperbaiki. Agar kami segera dapat beraktivitas kembali. Karena kalau tidak ada jalan, kami tidak bisa makan,” ujar salah satu warga Dusun Tri Amertha Desa Penyabangan Gerokgak, saat kunjungan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnya, ST ke lokasi bencana, Selasa (26/1).
Pertimbangannya, jika akses jalan yang pertama diperbaiki, selain memudahkan warga setempat untuk beraktifitas kembali, juga membantu memperlancar akses penyaluran bantuan. Seperti misalnyapengangkutan material, perbaikan rumah warga yang tersapu banjir. Dan juga perbaikan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Dari permintaan warganya Bupati Buleleng menyanggupi, akan membantu perbaikan akses jalan, yang anggarannya diupayakan dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Buleleng. “Baik usulan ini saya terima asalkan sudah sepakat warga dan perbekel, perbaikan jalan dulu yang dikehendaki. Nanti kami rapatkan untuk mengupayakan pendanaan dari BKK, paling lambat besok pagi sudah ada keputusan,” ujar Putu Agus Suradnyana.
Selain itu, secara pribadi ia juga menurunkan sejumlah alat berat untuk membantu mengevakuasi, sisa-sisa banjir bandang, berupa kayu gelondongan, batu termasuk lumpur, yang masih menggenangi permukiman warga. Selanjutnya, ia juga menyinggung soal pipanisasi dan peerbaikan kembali fasilitas air bersih yang ikut diamuk banjir. “Nanti kalau bisa, pipanisasi sekalian akan kita garap dengan pembetonan jalan, agar tidak dibongkar lagi,” imbuhnya.
Menurutnya penanganan bencana alam yang terjadi di Buleleng Barat tersebut, harus segera ditangani. Korban bencana banjir pun diharapkan untuk tetap waspada, mengingat cuaca masih belum bisa diprediksi. Disamping itu, mereka diminta untuk tetap tenang karena pemerintah provinsi maupun pemkab Buleleng, akan membantu perbaikan. Termasuk janji bedah rumah dari Pemprov Bali tempo hari.
Sementara, 2 ton beras bantuan dari Pemkab Buleleng yang pengadaannya dari dana tanggap bencana dibagikan kepda korban di Desa Musi dan Penyabangan masing-masing satu ton. sedangkan untuk 5.000 sak semen dibagikan 2.000 sak di Desa Musi dan sisanya 3.000 sak di Desa Penyabangan. Mengingat daerah terparah yang mengalami kerusakan adalah di Dusun Tri Amertha Penyabangan.
Bupati Agus Suradnyana juga mengatakan, selain membantu fasilitas umum, ia juga telah mengalokasikan dana perbaikan untuk tempat suci yang rusak akibat terjangan banjir bandang. Diantaranya Rp 200 Juta untuk Pura Subak dan Pura Taman di Desa Musi. Serta Rp 300 Juta dialokasikan untuk perbaikan Pura Taman Belatungan yang mengalami kerusakan parah, hingga empat palinggih di jeroan ikut hanyut terbawa banjir bandang.
Dari jumlah korban banjir bandang, selain mengalami kerugian kerusakan rumah dan ternak. Selanjutnya, kerugian lain yang baru terdata akibat banjir bandang, adalah saluran irigasi subak Banyupoh, Desa Banyupoh, Gerokgak. Kerusakan tersebut bersumber dari jebolnya pintu air bendungan Banyupoh yang mengairi 150 hektar lahan krama subak. Akibat kerusakan tersebut, krama subak, terancam tidak mendapatkan air untuk mengairi lahan pertanian maupun perkebunan mereka.
“Kemarin akibat banjir bandang, pintu air bendungan kami jebol. Bendungan tersebut adalah satu-satunya sumber pengairan lahan pertanian warga kami. baik itu lahan pertanian padi maupun perkebunan anggur dan jagung. Sejak bencana sudah tidak ada air mengalir, sekarang terancam ada lima puluh hektar lahan pertanian yang tidak bisa melakukan masa penanaman,” tutur Perbekel Desa Banyupoh Putu Sukarata.